Rabu, 16 Januari 2019

Farmakodinamik



BAB I
PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Dalam arti luas, obat ialah setiap zat kimia yang dapat  mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk tenaga medis, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu agar mengerti penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagi gejala penyakit. Farmakologi mencakup pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat kimia dan fisik, komposisi, efek fisiologi dan biokimia, mekanisme kerja, absorpsi, dan distribusi, ekskresi dan penggunaan obat. Seiring berkembangnya pengetahuan, beberapa bidang ilmu tersebut telah berkembang menjadi ilmu tersendiri.
Dalam farmakologi mencakup informasi mengenai pengaruh obat sistem biologi (tubuh), dan sebaliknya pengaruh tubuh terhadap obat. Ilmu yang mengkaji pengaruh obat terhadap tubuh dinamakan farmakodinamika. Definisi lain, farmakodinamika adalah studi hubungan konsentrasi obat dengan efek biologi (fisiologi atau biokimi) yang ditimbulkan. Aspek disiplin ilmu ini mencakup aksi obat mekanisme aksi obat dan target aksi obat baik pada organ, jaringan maupun sel. Target kebanyakan obat dalam tubuh adalah reseptor. Reseptor merupakan suatu makro molekul dalam membran sel atau dalam sel dimana obat berinteraksi untuk menghasilkan efek.
I.2 Maksud Dan Tujuan
I.1 Maksud
Mengetahui dan memahami pengaruh efek obat didalam tubuh mencit (Musmusculus)
I.2 Tujuan
Untuk mengetahui efek farmakodinamika pada hewan coba mencit (Musmusculus) setelah diberikan obatglibenklamid
1.3 Prinsip
Berdasarkan data rute pemberian obat pada hewan coba mencit (Musmusculus) dengan mengukur gula darah pada mencit terlebih dahulu mencit dipuasakan dan diberikan glukosa di tunggu selama 1 jam setelah 1 jam diberikan glibenklamid di tunggu selama 30 menit dan di potong ekornya sebanyak 3x dan diukur gula darah menggunakan glukometer.

      BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori umum
Farmakodinamik adalah efek obat pada fisiologi sel dan mekanisme yang dapat menyebabkan reaksi farmasetik. Ada dua jenis efek yang ditimbulkan oleh obat, yaitu efek primer dan efek sekunder. Efek primer adalah efek yang sesuai dengan tujuan pengobatan. Efek sekunder adalah efek samping samping yang mungkin atau mungkin tidak diinginkan (kamienski ; 2015).
Sebagai contoh, difenhidramin (Benadhryl) adalahanti histamin. Efek primernya adalah untuk mengatasi gejala alergi. Efek sekunder yang ditimbulkan adalah penekanan sistem saraf pusat yang menyebabkan kantuk. Efek sekunder tersebut diinginkan jika pasien membutuhkan bedrest, tapi tidak diinginkan jika pasien harus mengendarai mobil (kamienski ; 2015).
Obat membutuhkan jangka waktu tertentu hingga reaksi farmasetik mulai dirasakan. Hal ini disebut sebagai respon waktu obat. Ada tiga respons waktu : onset, puncak, dan durasi (kamienski ; 2015).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang obat, terutama pada aspek efek dan nasib obat dalam tubuh. Obat sendiri merupakan senyawa kimia dosis tertentu digunakan dalam diagnosa, penanganan atau pencegahan penyakit. Obat merupakan senyawa ketika masuk kedalam tubuh dapat mempengaruhi fungsi tubuh, dan juga dipengaruhi oleh tubuh. Pengaruh senyawa tersebut pada tubuh berupa suatu efek, sedangkan pengaruh tubuh terhadap senyawa tersebut merupakan nasib obat dalam tubuh berupa absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi (adme) (Nugroho ; 2014).
Sebagian besar obat harus berikatan dengan reseptor agar dapat menimbulkan efek. Namun, ditingkat sel, peningkatan obat hanyalah merupakan yang pertama dari apa yang sering merupakan suatu tahapan rangkaian rumit :
·         Obat (O) + reseptor0efektor (R)  ® kompleks obat - reseptor – efektor®efek
·         O+R ® kompleks obat-reseptor ®molekul efektor® Efek 
Perhatikan bahwa perubahan akhir dalam fungsi terjadi dalam melalu suatu mekansmeefektor. Efektor mungkin merupakan dari bagian dari molekul reseptor atau mungkin merupakan suatu molekul tersendiri. Sejumlah besar reseptor berkomunikasi dengan efektor mereka melalui molekul penghubung (Katzung ; 2016)
Hubungan antara dosis suatu obat dan respons yang teramati secara klinis mungkin kompleks. Namun, dalam sistem-sistem in vitro yang terkontrol secara cermat, hubungan antara konsentrasi suatu obat dan efeknya sering sederhana dan dapat dijelaskan dengan presisi matematis. Hubungan ideal  ini menggaris bawahi hubungan yang lebih kompleks antara dosis dan efek yang terjadi ketika obat diberikan kepada pasien (Katzung ; 2016).
Fase farmakodinamik melalui proses berinteraksi dengan reseptor, berinteraksi dengan enzim dan kerja nonspesifik. Interaksi obat dengan reseptor sering analogikakan atau disamakan dengan pasnya kunci masuk kedalam gemboknya. Obat adalah kunci dan reseptor adalah gemboknya (Priyanto ; 2010).
Interaksi reseptor dengan ligan mencakup pembentukan ikatan kimia, paling sering adalah ikatan elektrostatik dan hydrogen, dan juga interaksi lemah yang melibatkan gaya van der waals. Kesuksesan ikatan suatu obat membutuhkan kesesuaian yang benar-benar tepat antara atom-atom igan dengan atom-atom reseptor komplementer.(Harfey ; 2013).
Inflamansi adalah respons protektif tubuh terhadap cedera ringan. Cedera menyebabkan pelepasan tiga bahan kimia yang merangsang respon faskular yang mendorong cari dan sel darah putih mengalir kelokasi cedera. Ujung saraf dirangsang oleh sinyal-sinyal otak bahwa sedang terjadi pada cedera pada bagian tubuh tersebut. Zat kimia tersebut adalah histamine, kinin, dan prostaglandin (kamienski ; 2015).
Diabetes mellitus (dm) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemah, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurun sensitifitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasai kronis mikrofaskuler, makrofaskuler, dan neuoro pati (sukandar ; 2013).
Glibenklamida adalah obat pertama dari antibiabetika generasi kedua dengan khasiat hipoglikemisnya yang kira-kira 100x lebih kuat dari pada tolbultamida. Sering kali ampuh dimana obat-obat lain tidak efektif lagi (Tjay ; 2016).
Glibenklamid potensinya 200x lebih kuat dari tolbutamit, masa paruhnya sekitar 4 jam. Metabolismenya di hepar, pada pemberian dosis tunggal hanya 25% metaboliknyadiekskri melalui urin, sisanya melalui empedu. Pada penggunaan dapat terjadi kegagalan primer dan skunder, dan seluruh kegagalan kita-kira 21% selama ½ tahun. Karena semua sulfonylurea di metabolisme di hepar dan di ekskresi melalui ginjal, sedian ini tidak boleh di berikan pada gangguan fungsi hepar atau ginjal yang berat (gunawan; 2012).
Farmakodinamik mekanisme kerja seperti insulin alami mulai kerja 15-30 menit efek maksimim 1-4 jam lama kerja 5-8 jam (Schmitz; 2016).
Yang dimaksud dengan reseptor adalah makro molekul (biopolymer) khas ataubagiannya dalam organisme, yaitu tempat aktif biologi, tempat obat terikat. Persyaratan untuk interaksi obat reseptor adalah tempat pembentukan kompleks obat-reseptor. Kemampuan suatu obat untuk menimbulkan suatu rangsang dan dengan demikian efek setelah membentuk kompleks dengan reseptor disebut aktifitas intrinsik menentukan besarnya efek maksimum yang dicapai oleh masing-masing senyawa.(Mutschler ; 1999)
II.2 Uraian Bahan
1.Aquadest  (Dirjen POM ; 1979)
Nama Resmi       : AQUA DESTILLATA
Nama Lain           : Air Suling
RM/BM                 : H 2 O/18,02
Pemerian             :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa        
Kelarutan             : Larut dalam etanol gliser
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan            : Sebagai Pelarut
2.Glukosa (Dirjen POM ; 1979)
Nama Resmi       : GLUCOSUM
Nama Lain          : Glukosa
RM/BM                : C6H12O6.H2O/198,17
Pemerian            : Hablur tidak berwarna,serbukn hablur atau butiran   putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan             : Mudah larut dalam air
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan           : Kalorigenikum
3.Aqua pro injeksi (Dirjen POM ; 1979)
Nama Resmi       : AQUA PRO INJECTIONE
Nama Lain           : Air injeksi
Pemerian             :Keasaman-kebasaan, ammonium, besi, tembaga, timbal, kalsium, klorida, nitrat, sulfat, zat teroksidasi memenuhi syarat yang tertera pada aqua destillata.
Penyimpanan       :Dalam wadah tertutup kedap. Jika disimpan dalam wadah tertutup kapas berlemak harus digunakan dalam waktu 3 hari setelah pembuatan.
Kegunaan              : Untuk pembuatan injeksi
4.Glibenklamid (Theodorus ; 2014)
Nama Dagang       : Daonil, Euglucon
Sediaan                 : tablet      
Kelompok Obat      : Antidiabetes (sulfonylurea)
Mekanisme Kerja  : Bekerja dengan merangsang hormon insulin di      pankreas
Indikasi                  : Diabetes mellitus
Kontra Indikasi      : Wanita diabetes yang sedang hamil, penderita glikosuria renal-diabetes, hipersensitivitas
Efek Samping        : Mual, muntah, sakit perut, vertigo, bingung, ataksia, reaksi alergi
Interaksi Obat        : Glukokortikoid,hormone tiroid, diuretika,    estrogen menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah bila diberikan bersamaan.
II.3 Karakteristik Dan Klasifikasi Hewan Coba (malole ; 1989)
1.    Mencit(Musmusculus)
a.    Sifat-sifat mencit :
1.    Cendrung berkumpul bersama
2.    Penakut, fotofobik
3.    Lebih aktif pada malam hari
4.     Aktivitas terhambat dengan kehadiran manusia
5.    Tidak mengigit
b.    Klasifikasi :
Kingdom                     : Animalia
Filum                           : Chordata
Kelas                           : Mamalia
Ordo                             : Rodentia
Family                         : Muridae
Genus                         : Mus
Spesies                       : Musmusculus
c.    Karakteristik :
Lama hidup                : 1-2 tahun
Lama bunting             : 19-21 hari
Umur disapih             : 2 tahun
Umur dewasa                        : 35 hari
Siklus kelamin           : Pollestrus
Siklus estrus              : 4-5 hari
Lama estrus               : 12-24 jam
Berat dewasa             : 20-24 g
Jantan                         : 18-35 g
Berat lahir                   : 0,5-1,0 g
Jumlah anak              : rata-rata 6, biasa 15
Suhu                           : 35-39 (rata-rata)
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan bahan
 III.1.1 Alat
 Adapun alat yang digunakan adalah batang pengaduk, kandang, kertas perkamen, lap kasar, lap halus, lumpang dan alu, gelas kimia, gunting, glukometer, jarum berujung tumpul (kanula), sarung tangan,sudip, spoid, stik, stop watch.
 III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan aquadest, glukosa, glibenklamid, dan pro injeksi.
III.2 Cara Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Dipuasakan mencit selama satu malam
3.    Dipotong sedikit ujung ekor mencit
4.    Diukur gula darah puasa mencit
5.    Diberikan glukosa dan tunggu selama 1 jam
6.    Dipotong ekor mencit dan dihitung gula darah mencit
7.    Diberikan larutan glibenklamid
8.    Ditunggu selama 30 menit dan dipotong ekornya sebanyak 3 kali
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 
IV.1 Hasil Pengamatan
NO
Hewan coba
Kadar Gula Darah
Awal
Induksi
Akhir
30’
60’
90’
1.
Mencit (Musmusculus)
45 mg/dl
93 mg/dl
54 mg/dl
60 mg/dl
67 mg/dl

IV.2 Pembahasan
Farmakodinamikaadalah ilmu yang mempelajari efek obat dalam tubuh. Farmakodinamika membahas tentang efek obat pada tubuh, mekanisme obat, fisiologi obat biokimia. obat harus berikatan dengan reseptor agar dapat agar obat tersebut dapat menimbulkan efek teraupetik.
Contoh dari reseptor dan ligandiibaratkan kunci dan gembok. Gembok adalah reseptor dan liganadalah gembok. Reseptor dan ligan harus cocok. Jika resepor dan  ligan tidak dapat bersatu maka tidak akan menimbulkan efek obat. 
Faktor- faktor yang mempengaruhi efek obat adalah proses ADME, usia dari seseorang, berat badan, jalur pemberian obat, dan interaksi obat. Inflamasi adalah respons protektif tubuh terhadap cedera. Cedera ini menyebabkan pelepasan 3 bahan kimia yaitu histamine, kinin dan prostgladin.
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran terhadap gula darah mencit yang telah dipuasakan  selama semalam. Setelah dipuasakan mencit di berikan glukosa denga cara peroral dan didiamkan selama 1 jam. Setelah itu diukur kadar gula darahnya. Setelah itu di berikan obat penurun kadar gula darah dan didiamkan selama 30 menit sampai obat bereaksi.Obat ini bereaksi ditubuh mencit karena ligandari obat glibenklamid bersatu dengan reseptornya sehingga memiliki efek teraupetik.
Dari data didapatkan kadar gula mencit sebelum diberikan glukosa 45 mg/dl setelah diberikan glukosa kadar gula mencit naik menjadi 93 mg/dl. Setelah di berikan obat glibenklamid pada menit ke 30 kadar gula mencit turun menjadi 54 mg/dl, pada menit ke 60 kadar gula mencit naik menjadi 60 mg/dl, dan pada menit ke 90 kadar gula mencit naik menjadi 64 mg/dl. Efek obat  yang bekerja pada mencit hanya 30 menit sja.
Sulfonilurea merupakan jenis obat diabetes melitus, obat in berfungsi untuk merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi lebih banyak hormon insulin. Obat ini hanya bermanfaat jika dikomsumsi oleh penderita DM yang tidak mengalami kerusakan pankreas.
Mekanisme kerjanya yaitu merangsang sekresi insulin dari sel beta pangkreas yang menyebabkan depolarisasi membran dan membuka kanal kalium. Obat yang termasuk kelompok sulfonilurea adalah glibenklamik.
Glibenklamida adalah hipoglikemik oral derivatsulfonil urea yang bekerja aktif menurunkan kadar gula darah. Glibenklamia bekerja dengan merangsang sekresi insulin dari pankreas. Oleh karena itu glibenklamida hanya bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih mampu memproduksi insulin. Pada penggunaan per oral glibenklamida diabsorpsi sebagian secara cepat dan tersebar ke seluruh cairan ekstrasel, sebagian besar terikat dengan protein plasma. Pemberian glibenklamida dosis tunggal akan menurunkan kadar gula darah dalam 3 jam dan kadar ini dapat bertahan selama 15 jam. Glibenklamidadieksresikan bersama feses dan sebagai metabolitbersama urin.
Indikasi : Diabetes militus pada orang dewasa, tanpa komplikasi yang tidak responsif dengan diet saja.
Kontra indikasi : Glibenklamida tidak boleh diberikan pada diabetes militusjuvenil, prekoma dan koma diabetes, gangguan fungsi ginjal berat dan wanita hamil. Gangguan fungsi hati, gangguan berat fungsi tiroid atau adrenal. Ibu menyusui: - Diabetes militus dan komplikasi (demam, trauma, gangren). - Pasien yang mengalami operasi.
Cara kerja obat : Glibenklamida adalah hipoglikemik oral derivatsulfonil urea yang bekerja aktif menurunkan kadar gula darah. Glibenklamida bekerja dengan merangsang sekresi insulin dari pankreas. Oleh karena itu glibenklamida hanya bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih mampu memproduksi insulin. Pada penggunaan per oral glibenklamida diabsorpsi sebagian secara cepat dan tersebar ke seluruh cairan ekstrasel, sebagian besar terikat dengan protein plasma. Pemberian glibenklamida dosis tunggal akan menurunkan kadar gula darah dalam 3 jam dan kadar ini dapat bertahan selama 15 jam. Glibenklamida diekskresikan bersama feses dan       sebagai metabolit bersama urin. 
Dosis: Dosis awal 1 kaplet sehari sesudah makan pagi, setiap 7 hari ditingkatkan dengan 1/2 - 1 kaplet sehari sampai kontrol metabolit optimal tercapai. 
Dosis awal untuk orang tua 2.5 mg/hari. 
Dosis tertinggi 3 kaplet sehari dalam dosis terbagi. 
Peringatan dan Perhatian: 
o   Pada keadaan stress, terapi dilakukan harus dengan insulin. 
o   Hati-hati bila diberikan pada orang yang lanjut usia. 
EfekSamping: Kadang-kadang terjadi gangguan saluran cerna seperti: mual, muntah dannyeri epigastrik. Sakit kepala, demam, reaksi alergi pada kulit.
Interaksi  Obat: 
o   Efek hipoglikemia ditingkatkan oleh alkohol, siklofosfamid, antikoagulan kumarina, inhibitor MAO, fenilbutazon, penghambat beta adrenergik, sulfonamida. 
o   Efek hipoglikemia diturunkan oleh adrenalin, kortikosteroid, tiazida.
Obat diabetes (Antidiabetik) adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus menerus dan bervariasi,terutama setelah maka. Diabetes mellitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis dan terjadi karena defisiensi insulin atau resistensi insulin. DM adalah keadaan dimana tubuh tidak menghasilkan atau memakai insulin sebagaimana mestinya.
Obat antidiabet yaitu :Insulin, antidiabetik oral : golongan sulfonilurea : glibenklamid, gliburid.
Sulfonilurea merupakan jenis obat diabetes melitus, obat in berfungsi untuk merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi lebih banyak hormon insulin. Obat ini hanya bermanfaat jika dikomsumsi oleh penderita DM yang tidak mengalami kerusakan pankreas.
Mekanisme kerjanya yaitu merangsang sekresi insulin dari sel beta pangkreas yang menyebabkan depolarisasi membran dan membuka kanal kalium. Obat yang termasuk kelompok sulfonilurea adalah glibenklamik, biguanid, acarbose
Biguanid memiliki fungsi untuk merangsang sel-sel didalam tubuh agar lebih peka terhadap insulin. Karena fungsinya yang dapat meningkatkan sensitifitas insulin didalam tubuh, maka obat ini sering digunakan oleh penderita DM.
Efek sampingnya yaitu menyebabkan gangguan saluran cerna, perubahan pembentukan darah, kerusakan berat ginjal atau hati. Oleh sebab itu, lebih disarankan untuk meminum obat ini dengan dosis rendah setelah makan jika anda belum pernah meminumnya. Selain itu, obat ini juga sangat tidak disarankan untuk diminum oleh wanita hamil atau menyusui.
Acarbose adalah jenis obat diabetes yang penggunaannya baik dikombinasikan dengan obat jenis sulfonilurea. Fungsi dari obat jenis acarbose adalah untuk memperlambat proses perubahan karbohidrat menjadi glukosa didalam tubuh. Obat jenis ini sangat disarankan digunakan oleh penderita diabetes yang memiliki kadar gula darah 180 mg/dl dalam keadaan puasa dan juga yang sering memakan makanan berkarbohidrat tinggi. Namun demikian, obat jenis acarbose ini tidak dianjurkan untuk dikomsumsi oleh orang yang berumur kurang dari 18 tahun.
Insulin obat jenis ini memang sudah tidak asing lagi karena obat jenis ini sangat sering digunakan oleh penderita DM tipe 1. Penderita DM tipe 1 memiliki masalah kekurangan hormon insulin sehingga membutuhkan tambahan hormon unsulin buatan. Insulin buatan bisa disuntikkan dibagian dinding perut, paha maupun lengan atas.
Mekanisme kerja insulin merupakan hormon anabolik dan antikatabolik. Insulin berperan dalam metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak. Insulin yang diproduksi secara endogen dipecah dari peptida proinsulin yang lebih besar di sel beta pankreas ke peptida aktif dari insulin dan peptida-c,yang dapat digunakan sebagai tanda dari produksi insulin endogen.
 BAB V
PENUTUP
V.  Kesimpulan
Mencit yang telah diberikan obat glibenklamid mengalami penurunan gula darah dan efek obat dari glibenklamidterabsorpsi sempurna didalam tubuh mencit (Musmusculus).
                                                               DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM,1979.Farmakope Indonesia Edisi ketiga. Depkes RI ; Jakarta (P: 96,97 dan 268)
 Gunawan, Sulistia G, 2012. Farmakologi dan Terapi. UI ; Jakarta
Harvey, Richard.A. 2016. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4.EGC; Jakarta (P: 34)

Katzung, Bertram Dkk. 2016. Farmakologi Dasar Dan Klinik Edisi 12. EGC; Jakarta (P: 7)

Kamienski, Mary. 2015. Farmakologi. Rapha Publishing; Yogyakarta (P: 39 dan 220)

Mutschler,Ernst. 1999. Dinamika Obat Edisi kelima. ITB; Bandung (P: 52)

Malole M.B.M.1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan Di Laboratorium.Departemen pendidikan dan kebudayaan ; Bogor

Nugroho, Agung Endro. 2014. Farmakologi Obat-obat Penting dalam Pemebelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan. Pustaka Pelajar; Yogyakarta (P: 4)

Priyanto Dkk. 2010. Farmakologi Dasar. Leskonfi;Jabar (P: 41)
Sukandar, ElinYulina, 2013. ISO Farmakoterapi. ISFI ; Jakarta Barat
Schmitz, Gery, 2016. Farmakologi dan Toksikologi. Buku kedokteran ; Jakarta

Tjoay, Tan Hoan. 2016. Obat-Obat Penting Edisi keenam. Media Komputindo; Jakarta

Tim Dosen Farmakologi,2017. Penuntun Farmakologi Dasar. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Kebangsaan Makassar ; Makassar ( P: 20)

Theodorus.2014. Penuntun Praktis Peresepan Obat. EGC ; Jakarta (P:  101)






BAB 1
PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Dalam arti luas, obat ialah setiap zat kimia yang dapat  mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk tenaga medis, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu agar mengerti penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagi gejala penyakit. Farmakologi mencakup pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat kimia dan fisik, komposisi, efek fisiologi dan biokimia, mekanisme kerja, absorpsi, dan distribusi, ekskresi dan penggunaan obat. Seiring berkembangnya pengetahuan, beberapa bidang ilmu tersebut telah berkembang menjadi ilmu tersendiri.
Dalam farmakologi mencakup informasi mengenai pengaruh obat sistem biologi (tubuh), dan sebaliknya pengaruh tubuh terhadap obat. Ilmu yang mengkaji pengaruh obat terhadap tubuh dinamakan farmakodinamika. Definisi lain, farmakodinamika adalah studi hubungan konsentrasi obat dengan efek biologi (fisiologi atau biokimi) yang ditimbulkan. Aspek disiplin ilmu ini mencakup aksi obat mekanisme aksi obat dan target aksi obat baik pada organ, jaringan maupun sel. Target kebanyakan obat dalam tubuh adalah reseptor. Reseptor merupakan suatu makro molekul dalam membran sel atau dalam sel dimana obat berinteraksi untuk menghasilkan efek.







I.2 Maksud Dan Tujuan
I.1 Maksud
Mengetahui dan memahami pengaruh efek obat didalam tubuh mencit (Musmusculus)
I.2 Tujuan
Untukmengetahui efek farmakodinamika pada hewan coba mencit (Musmusculus) setelah diberikan obatglibenklamid
1.3 Prinsip
Berdasarkan data rute pemberian obat pada hewan coba mencit (Musmusculus) dengan mengukur gula darah pada mencit terlebih dahulu mencit dipuasakan dan diberikan glukosa di tunggu selama 1 jam setelah 1 jam diberikan glibenklamid di tunggu selama 30 menit dan di potong ekornya sebanyak 3x dan diukur gula darah menggunakan glukometer.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori umum
Farmakodinamik adalah efek obat pada fisiologi sel dan mekanisme yang dapat menyebabkan reaksi farmasetik. Ada dua jenis efek yang ditimbulkan oleh obat, yaitu efek primer dan efek sekunder. Efek primer adalah efek yang sesuai dengan tujuan pengobatan. Efek sekunder adalah efek samping samping yang mungkin atau mungkin tidak diinginkan (kamienski ; 2015).
Sebagai contoh, difenhidramin (Benadhryl) adalahanti histamin. Efek primernya adalah untuk mengatasi gejala alergi. Efek sekunder yang ditimbulkan adalah penekanan sistem saraf pusat yang menyebabkan kantuk. Efek sekunder tersebut diinginkan jika pasien membutuhkan bedrest, tapi tidak diinginkan jika pasien harus mengendarai mobil (kamienski ; 2015).
Obat membutuhkan jangka waktu tertentu hingga reaksi farmasetik mulai dirasakan. Hal ini disebut sebagai respon waktu obat. Ada tiga respons waktu : onset, puncak, dan durasi (kamienski ; 2015).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang obat, terutama pada aspek efek dan nasib obat dalam tubuh. Obat sendiri merupakan senyawa kimia dosis tertentu digunakan dalam diagnosa, penanganan atau pencegahan penyakit. Obat merupakan senyawa ketika masuk kedalam tubuh dapat mempengaruhi fungsi tubuh, dan juga dipengaruhi oleh tubuh. Pengaruh senyawa tersebut pada tubuh berupa suatu efek, sedangkan pengaruh tubuh terhadap senyawa tersebut merupakan nasib obat dalam tubuh berupa absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi (adme) (Nugroho ; 2014).
Sebagian besar obat harus berikatan dengan reseptor agar dapat menimbulkan efek. Namun, ditingkat sel, peningkatan obat hanyalah merupakan yang pertama dari apa yang sering merupakan suatu tahapan rangkaian rumit :
·         Obat (O) + reseptor0efektor (R)  ® kompleks obat - reseptor – efektor®efek
·         O+R ® kompleks obat-reseptor ®molekul efektor® Efek 
Perhatikan bahwa perubahan akhir dalam fungsi terjadi dalam melalu suatu mekansmeefektor. Efektor mungkin merupakan dari bagian dari molekul reseptor atau mungkin merupakan suatu molekul tersendiri. Sejumlah besar reseptor berkomunikasi dengan efektor mereka melalui molekul penghubung (Katzung ; 2016)
Hubungan antara dosis suatu obat dan respons yang teramati secara klinis mungkin kompleks. Namun, dalam sistem-sistem in vitro yang terkontrol secara cermat, hubungan antara konsentrasi suatu obat dan efeknya sering sederhana dan dapat dijelaskan dengan presisi matematis. Hubungan ideal  ini menggaris bawahi hubungan yang lebih kompleks antara dosis dan efek yang terjadi ketika obat diberikan kepada pasien (Katzung ; 2016).
Fase farmakodinamik melalui proses berinteraksi dengan reseptor, berinteraksi dengan enzim dan kerja nonspesifik. Interaksi obat dengan reseptor sering analogikakan atau disamakan dengan pasnya kunci masuk kedalam gemboknya. Obat adalah kunci dan reseptor adalah gemboknya (Priyanto ; 2010).
Interaksi reseptor dengan ligan mencakup pembentukan ikatan kimia, paling sering adalah ikatan elektrostatik dan hydrogen, dan juga interaksi lemah yang melibatkan gaya van der waals. Kesuksesan ikatan suatu obat membutuhkan kesesuaian yang benar-benar tepat antara atom-atom igan dengan atom-atom reseptor komplementer.(Harfey ; 2013).
Inflamansi adalah respons protektif tubuh terhadap cedera ringan. Cedera menyebabkan pelepasan tiga bahan kimia yang merangsang respon faskular yang mendorong cari dan sel darah putih mengalir kelokasi cedera. Ujung saraf dirangsang oleh sinyal-sinyal otak bahwa sedang terjadi pada cedera pada bagian tubuh tersebut. Zat kimia tersebut adalah histamine, kinin, dan prostaglandin (kamienski ; 2015).
Diabetes mellitus (dm) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemah, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurun sensitifitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasai kronis mikrofaskuler, makrofaskuler, dan neuoro pati (sukandar ; 2013).
Glibenklamida adalah obat pertama dari antibiabetika generasi kedua dengan khasiat hipoglikemisnya yang kira-kira 100x lebih kuat dari pada tolbultamida. Sering kali ampuh dimana obat-obat lain tidak efektif lagi (Tjay ; 2016).
Glibenklamid potensinya 200x lebih kuat dari tolbutamit, masa paruhnya sekitar 4 jam. Metabolismenya di hepar, pada pemberian dosis tunggal hanya 25% metaboliknyadiekskri melalui urin, sisanya melalui empedu. Pada penggunaan dapat terjadi kegagalan primer dan skunder, dan seluruh kegagalan kita-kira 21% selama ½ tahun. Karena semua sulfonylurea di metabolisme di hepar dan di ekskresi melalui ginjal, sedian ini tidak boleh di berikan pada gangguan fungsi hepar atau ginjal yang berat (gunawan; 2012).
Farmakodinamik mekanisme kerja seperti insulin alami mulai kerja 15-30 menit efek maksimim 1-4 jam lama kerja 5-8 jam (Schmitz; 2016).
Yang dimaksud dengan reseptor adalah makro molekul (biopolymer) khas ataubagiannya dalam organisme, yaitu tempat aktif biologi, tempat obat terikat. Persyaratan untuk interaksi obat reseptor adalah tempat pembentukan kompleks obat-reseptor. Kemampuan suatu obat untuk menimbulkan suatu rangsang dan dengan demikian efek setelah membentuk kompleks dengan reseptor disebut aktifitas intrinsik menentukan besarnya efek maksimum yang dicapai oleh masing-masing senyawa.(Mutschler ; 1999)
II.2 Uraian Bahan
1.Aquadest  (Dirjen POM ; 1979)
Nama Resmi       : AQUA DESTILLATA
Nama Lain           : Air Suling
RM/BM                 : H 2 O/18,02
Pemerian             :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa        
Kelarutan             : Larut dalam etanol gliser
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan            : Sebagai Pelarut
2.Glukosa (Dirjen POM ; 1979)
Nama Resmi       : GLUCOSUM
Nama Lain          : Glukosa
RM/BM                            : C6H12O6.H2O/198,17
Pemerian            : Hablur tidak berwarna,serbukn hablur atau butiran   putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan             : Mudah larut dalam air
Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan           : Kalorigenikum
3.Aqua pro injeksi (Dirjen POM ; 1979)
Nama Resmi       : AQUA PRO INJECTIONE
Nama Lain           : Air injeksi
Pemerian             :Keasaman-kebasaan, ammonium, besi, tembaga, timbal, kalsium, klorida, nitrat, sulfat, zat teroksidasi memenuhi syarat yang tertera pada aqua destillata.
Penyimpanan       :Dalam wadah tertutup kedap. Jika disimpan dalam wadah tertutup kapas berlemak harus digunakan dalam waktu 3 hari setelah pembuatan.
Kegunaan              : Untuk pembuatan injeksi
4.Glibenklamid (Theodorus ; 2014)
Nama Dagang       : Daonil, Euglucon
Sediaan                 : tablet      
Kelompok Obat      : Antidiabetes (sulfonylurea)
Mekanisme Kerja  : Bekerja dengan merangsang hormon insulin di      pankreas
Indikasi                  : Diabetes mellitus
Kontra Indikasi      : Wanita diabetes yang sedang hamil, penderita glikosuria renal-diabetes, hipersensitivitas
Efek Samping        : Mual, muntah, sakit perut, vertigo, bingung, ataksia, reaksi alergi
Interaksi Obat        : Glukokortikoid,hormone tiroid, diuretika,    estrogen menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah bila diberikan bersamaan.
II.3 Karakteristik Dan Klasifikasi Hewan Coba (malole ; 1989)
1.    Mencit(Musmusculus)
a.    Sifat-sifat mencit :
1.    Cendrung berkumpul bersama
2.    Penakut, fotofobik
3.    Lebih aktif pada malam hari
4.     Aktivitas terhambat dengan kehadiran manusia
5.    Tidak mengigit
b.    Klasifikasi :
Kingdom                     : Animalia
Filum                           : Chordata
Kelas                           : Mamalia
Ordo                             : Rodentia
Family                         : Muridae
Genus                         : Mus
Spesies                       : Musmusculus
c.    Karakteristik :
Lama hidup                : 1-2 tahun
Lama bunting                        : 19-21 hari
Umur disapih             : 2 tahun
Umur dewasa                        : 35 hari
Siklus kelamin           : Pollestrus
Siklus estrus              : 4-5 hari
Lama estrus               : 12-24 jam
Berat dewasa             : 20-24 g
Jantan                         : 18-35 g
Berat lahir                   : 0,5-1,0 g
Jumlah anak              : rata-rata 6, biasa 15
Suhu                           : 35-39 (rata-rata)

















BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan bahan
 III.1.1 Alat
 Adapun alat yang digunakan adalah batang pengaduk, kandang, kertas perkamen, lap kasar, lap halus, lumpang dan alu, gelas kimia, gunting, glukometer, jarum berujung tumpul (kanula), sarung tangan,sudip, spoid, stik, stop watch.
 III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan aquadest, glukosa, glibenklamid, dan pro injeksi.
III.2 Cara Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Dipuasakan mencit selama satu malam
3.    Dipotong sedikit ujung ekor mencit
4.    Diukur gula darah puasa mencit
5.    Diberikan glukosa dan tunggu selama 1 jam
6.    Dipotong ekor mencit dan dihitung gula darah mencit
7.    Diberikan larutan glibenklamid
8.    Ditunggu selama 30 menit dan dipotong ekornya sebanyak 3 kali











BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1Hasil Pengamatan
NO
Hewan coba
Kadar Gula Darah
Awal
Induksi
Akhir
30’
60’
90’
1.
Mencit (Musmusculus)
45 mg/dl
93 mg/dl
54 mg/dl
60 mg/dl
67 mg/dl

IV.2 Pembahasan
Farmakodinamikaadalah ilmu yang mempelajari efek obat dalam tubuh. Farmakodinamika membahas tentang efek obat pada tubuh, mekanisme obat, fisiologi obat biokimia. obat harus berikatan dengan reseptor agar dapat agar obat tersebut dapat menimbulkan efek teraupetik.
Contoh dari reseptor dan ligandiibaratkan kunci dan gembok. Gembok adalah reseptor dan liganadalah gembok. Reseptor dan ligan harus cocok. Jika resepor dan  ligan tidak dapat bersatu maka tidak akan menimbulkan efek obat. 
Faktor- faktor yang mempengaruhi efek obat adalah proses ADME, usia dari seseorang, berat badan, jalur pemberian obat, dan interaksi obat. Inflamasi adalah respons protektif tubuh terhadap cedera. Cedera ini menyebabkan pelepasan 3 bahan kimia yaitu histamine, kinin dan prostgladin.
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran terhadap gula darah mencit yang telah dipuasakan  selama semalam. Setelah dipuasakan mencit di berikan glukosa denga cara peroral dan didiamkan selama 1 jam. Setelah itu diukur kadar gula darahnya. Setelah itu di berikan obat penurun kadar gula darah dan didiamkan selama 30 menit sampai obat bereaksi.Obat ini bereaksi ditubuh mencit karena ligandari obat glibenklamid bersatu dengan reseptornya sehingga memiliki efek teraupetik.
Dari data didapatkan kadar gula mencit sebelum diberikan glukosa 45 mg/dl setelah diberikan glukosa kadar gula mencit naik menjadi 93 mg/dl. Setelah di berikan obat glibenklamid pada menit ke 30 kadar gula mencit turun menjadi 54 mg/dl, pada menit ke 60 kadar gula mencit naik menjadi 60 mg/dl, dan pada menit ke 90 kadar gula mencit naik menjadi 64 mg/dl. Efek obat  yang bekerja pada mencit hanya 30 menit sja.
Sulfonilurea merupakan jenis obat diabetes melitus, obat in berfungsi untuk merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi lebih banyak hormon insulin. Obat ini hanya bermanfaat jika dikomsumsi oleh penderita DM yang tidak mengalami kerusakan pankreas.
Mekanisme kerjanya yaitu merangsang sekresi insulin dari sel beta pangkreas yang menyebabkan depolarisasi membran dan membuka kanal kalium. Obat yang termasuk kelompok sulfonilurea adalah glibenklamik.
Glibenklamida adalah hipoglikemik oral derivatsulfonil urea yang bekerja aktif menurunkan kadar gula darah. Glibenklamia bekerja dengan merangsang sekresi insulin dari pankreas. Oleh karena itu glibenklamida hanya bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih mampu memproduksi insulin. Pada penggunaan per oral glibenklamida diabsorpsi sebagian secara cepat dan tersebar ke seluruh cairan ekstrasel, sebagian besar terikat dengan protein plasma. Pemberian glibenklamida dosis tunggal akan menurunkan kadar gula darah dalam 3 jam dan kadar ini dapat bertahan selama 15 jam. Glibenklamidadieksresikan bersama feses dan sebagai metabolitbersama urin.
Indikasi : Diabetes militus pada orang dewasa, tanpa komplikasi yang tidak responsif dengan diet saja.
Kontra indikasi : Glibenklamida tidak boleh diberikan pada diabetes militusjuvenil, prekoma dan koma diabetes, gangguan fungsi ginjal berat dan wanita hamil. Gangguan fungsi hati, gangguan berat fungsi tiroid atau adrenal. Ibu menyusui: - Diabetes militus dan komplikasi (demam, trauma, gangren). - Pasien yang mengalami operasi.
Cara kerja obat : Glibenklamida adalah hipoglikemik oral derivatsulfonil urea yang bekerja aktif menurunkan kadar gula darah. Glibenklamida bekerja dengan merangsang sekresi insulin dari pankreas. Oleh karena itu glibenklamida hanya bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih mampu memproduksi insulin. Pada penggunaan per oral glibenklamida diabsorpsi sebagian secara cepat dan tersebar ke seluruh cairan ekstrasel, sebagian besar terikat dengan protein plasma. Pemberian glibenklamida dosis tunggal akan menurunkan kadar gula darah dalam 3 jam dan kadar ini dapat bertahan selama 15 jam. Glibenklamida diekskresikan bersama feses dan       sebagai metabolit bersama urin. 
Dosis: Dosis awal 1 kaplet sehari sesudah makan pagi, setiap 7 hari ditingkatkan dengan 1/2 - 1 kaplet sehari sampai kontrol metabolit optimal tercapai. 
Dosis awal untuk orang tua 2.5 mg/hari. 
Dosis tertinggi 3 kaplet sehari dalam dosis terbagi. 
Peringatan dan Perhatian: 
o   Pada keadaan stress, terapi dilakukan harus dengan insulin. 
o   Hati-hati bila diberikan pada orang yang lanjut usia. 
EfekSamping: Kadang-kadang terjadi gangguan saluran cerna seperti: mual, muntah dannyeri epigastrik. Sakit kepala, demam, reaksi alergi pada kulit.
Interaksi  Obat: 
o   Efek hipoglikemia ditingkatkan oleh alkohol, siklofosfamid, antikoagulan kumarina, inhibitor MAO, fenilbutazon, penghambat beta adrenergik, sulfonamida. 
o   Efek hipoglikemia diturunkan oleh adrenalin, kortikosteroid, tiazida.
Obat diabetes (Antidiabetik) adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus menerus dan bervariasi,terutama setelah maka. Diabetes mellitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis dan terjadi karena defisiensi insulin atau resistensi insulin. DM adalah keadaan dimana tubuh tidak menghasilkan atau memakai insulin sebagaimana mestinya.
Obat antidiabet yaitu :Insulin, antidiabetik oral : golongan sulfonilurea : glibenklamid, gliburid.
Sulfonilurea merupakan jenis obat diabetes melitus, obat in berfungsi untuk merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi lebih banyak hormon insulin. Obat ini hanya bermanfaat jika dikomsumsi oleh penderita DM yang tidak mengalami kerusakan pankreas.
Mekanisme kerjanya yaitu merangsang sekresi insulin dari sel beta pangkreas yang menyebabkan depolarisasi membran dan membuka kanal kalium. Obat yang termasuk kelompok sulfonilurea adalah glibenklamik, biguanid, acarbose
Biguanid memiliki fungsi untuk merangsang sel-sel didalam tubuh agar lebih peka terhadap insulin. Karena fungsinya yang dapat meningkatkan sensitifitas insulin didalam tubuh, maka obat ini sering digunakan oleh penderita DM.
Efek sampingnya yaitu menyebabkan gangguan saluran cerna, perubahan pembentukan darah, kerusakan berat ginjal atau hati. Oleh sebab itu, lebih disarankan untuk meminum obat ini dengan dosis rendah setelah makan jika anda belum pernah meminumnya. Selain itu, obat ini juga sangat tidak disarankan untuk diminum oleh wanita hamil atau menyusui.
Acarbose adalah jenis obat diabetes yang penggunaannya baik dikombinasikan dengan obat jenis sulfonilurea. Fungsi dari obat jenis acarbose adalah untuk memperlambat proses perubahan karbohidrat menjadi glukosa didalam tubuh. Obat jenis ini sangat disarankan digunakan oleh penderita diabetes yang memiliki kadar gula darah 180 mg/dl dalam keadaan puasa dan juga yang sering memakan makanan berkarbohidrat tinggi. Namun demikian, obat jenis acarbose ini tidak dianjurkan untuk dikomsumsi oleh orang yang berumur kurang dari 18 tahun.
Insulin obat jenis ini memang sudah tidak asing lagi karena obat jenis ini sangat sering digunakan oleh penderita DM tipe 1. Penderita DM tipe 1 memiliki masalah kekurangan hormon insulin sehingga membutuhkan tambahan hormon unsulin buatan. Insulin buatan bisa disuntikkan dibagian dinding perut, paha maupun lengan atas.
Mekanisme kerja insulin merupakan hormon anabolik dan antikatabolik. Insulin berperan dalam metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak. Insulin yang diproduksi secara endogen dipecah dari peptida proinsulin yang lebih besar di sel beta pankreas ke peptida aktif dari insulin dan peptida-c,yang dapat digunakan sebagai tanda dari produksi insulin endogen.









BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Mencit yang telah diberikan obat glibenklamid mengalami penurunan gula darah dan efek obat dari glibenklamidterabsorpsi sempurna didalam tubuh mencit (Musmusculus).
V.2 Saran
Saran untuk laboratorium sebaiknya alat-alat di laboratorium dilengkapi.


















                                                  DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM,1979.Farmakope Indonesia Edisi ketiga. Depkes RI ; Jakarta (P: 96,97 dan 268)

Gunawan, Sulistia G, 2012. Farmakologi dan Terapi. UI ; Jakarta
Harvey, Richard.A. 2016. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4.EGC; Jakarta (P: 34)

Katzung, Bertram Dkk. 2016. Farmakologi Dasar Dan Klinik Edisi 12. EGC; Jakarta (P: 7)

Kamienski, Mary. 2015. Farmakologi. Rapha Publishing; Yogyakarta (P: 39 dan 220)

Mutschler,Ernst. 1999. Dinamika Obat Edisi kelima. ITB; Bandung (P: 52)

Malole M.B.M.1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan Di Laboratorium.Departemen pendidikan dan kebudayaan ; Bogor

Nugroho, Agung Endro. 2014. Farmakologi Obat-obat Penting dalam Pemebelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan. Pustaka Pelajar; Yogyakarta (P: 4)

Priyanto Dkk. 2010. Farmakologi Dasar. Leskonfi;Jabar (P: 41)
Sukandar, ElinYulina, 2013. ISO Farmakoterapi. ISFI ; Jakarta Barat
Schmitz, Gery, 2016. Farmakologi dan Toksikologi. Buku kedokteran ; Jakarta

Tjoay, Tan Hoan. 2016. Obat-Obat Penting Edisi keenam. Media Komputindo; Jakarta

Tim Dosen Farmakologi,2017. Penuntun Farmakologi Dasar. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Kebangsaan Makassar ; Makassar ( P: 20)

Theodorus.2014. Penuntun Praktis Peresepan Obat. EGC ; Jakarta (P:  101)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Batuk dan Asma

Batuk dan Asma C.    Pengertian Batuk Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga pernapasan dari benda atau ...