Rabu, 16 Januari 2019

Vitamin



BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
        Vitamin, Mineral dan Air merupakan bagian dari komponen-komponen yang di butuhkan oleh tubuh manusia. Namun, pada saat ini banyak sekali masyarakat mengabaikan komponen–komponen tersebut. Vitamin, mineral dan air adalah komponen yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia seutuhnya, bahkan mineral tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga mineral hanya dapat diperoleh tubuh melalui makanan yang kita konsumsi. Sehingga kesadaran tentang pentingnya vitamin, mineral dan air sangat penting di kembangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
        Sistem kekebalan atau sistem imun  adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel  kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.
        Cara hidup yang menginginkan semua serba praktis dan tidak merepotkan yang sering kali membuat masyarakat melupakan kesehatan, asupan gizi yang bagus. Bahkan hampir seluruh masyarakat Indonesia gemar mengkonsumsi makanan instant yang mungkin di mata mereka lebih simple. tapi dengan semakin sering dan semakin banyak mereka mengkonsumsi makanan sejenis itu berarti mereka juga melupakan pentingnya vitamin, mineral dan air yang mungkin hanya sedikit saja terkandung dalam makanan instant atau cepat saji tersebut. Bahkan, tak jarang makanan tersebut sama sekali tidak mengandung vitamin, mineral dan air dan tak jarang pula makanan istant atau cepat saji banyak mengandung pengawet makanan, pemanis buatan bahkan bagi produsen yang kurang mereka tidak segan menggunakan pewarna tekstil, yang dapat merusak organ-organ dalam tubuh, bahkan untuk balita dapat mengalami kelainan kecerdasan misalnya hiperaktiv dan masih banyak lagi yang lainnya.
I.2 Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud vitamin dan mineral ?
2.    Apa saja jenis-jenis vitamin dan mineral beserta fungsinya ?
3.    Apa saja dampak dari kekurangan vitamin dan mineral ?
4.    Apa saja golongan dari obat vitamin dan mineral ?
5.    Apa yang dimaksud sistem kekebalan tubuh ?
6.    Apa saja komponen, mekanisme dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh ?
I.3 Tujuan Makalah
1.    Mengetahui yang dimaksud vitamin dan mineral.
2.    Mengetahui jenis-jenis vitamin dan mineral beserta fungsinya.
3.    Mengetahui dampak dari kekurangan vitamin dan mineral.
4.    Mengetahui golongan dari obat vitamin dan mineral.
5.    Mengetahui yang dimaksud sistem kekebalan tubuh.
6.    Mengetahui komponen, mekanisme dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Vitamin dan Mineral
II.1.1 Vitamin
        Vitamin (bahasa Inggris; vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi (Rhina Abdullah; 2011).
        Kata Vitamin berasal dari kata vital yang artinya hidup, dan amin yang artinya senyawa yang mengandung gugus N. Dari berbagai hasil penelitian, tidak semua vitamin mengandung gugus N. Jadi, kata vitamin sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi yang sebenarnya, tetapi sampai saat ini masih tetap saja dipakai. Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis dalam tubuh, kecuali Vitamin K. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi harus ada yang mengandung Vitamin. Jika tubuh kekurangan vitamin akan mengakibatkan penyakit defiensi atau avitamiosis (Abdul Hadi; 2013).
        Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Vitamin berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Setiap vitamin memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak akan dapat melakukan aktivitasnya. Namun perlu diperhatikan agar tidak mengkonsumsi vitamin lebih atau kurang dari yang dibutuhkan tubuh. Jika kelebihan, maka akan mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian tubuh, tergantung dari vitamin yang dikonsumsi tersebut (Jupri Malino; 2013).
        Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Disamping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapatvmenyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
II.1.2 Mineral
        Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawa anorganik biasanya tidak termasuk) (Wikipedia Bahasa Indonesia; 2013).
        Pada tahun 1995 the International Mineralogical Association telah mengajukan definisi baru tentang definisi material: Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur Kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Klasif ikasi modern telah mengikut sertakan kelas organik ke dalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan Strunz (Dodi; 2012).
II.2 Jenis-Jenis Vitamin dan Mineral Beserta Fungsinya
II.2.1 Vitamin
II.2.1.1 Vitamin Larut Air
        Vitamin yang larut dalam air adalah Vitamin B dan C.
1.  Vitamin B1 (aneurin atau tiamin) = antineuritik
        Vitamin B1 sering disebut antiberi-beri, dalam keadaan normal, setiap hari tubuh memerlukan 1-2 mg Vitamin B1.
     Fungsi Vitamin B1 yaitu:
a. Sebagai koenzim dari enzim yang diperlukan dari enzim yang diperlukan dalam metabolisme karbohidrat.
b. Untuk mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh.
c. Untuk mempengaruhi penyerapan zat lemak oleh jonjot usus
d. Memelihara nafsu makan yang sehat dan pencernaan fungsinya.
        Bahan makanan yang mengandung vitamin B1 adalah hati, jantung, ginjal, otak, susu, kuning telur, kulit ari beras, gandum, wortel biji buah polong dan ragi.
2.    Vitamin B2 (Riboflavin atau laktoflavin)
           Fungsi vitamin B2 adalah :
a.    Untuk memindahkan rangsangan sinar ke saraf mata
b.    Sebagai enzim pada proses oksidasi di dalam sel
c.    Memelihara jaringan kulit sekitar mulut
d.    Memelihara nafsu makan dan fungsi saraf
e.    Menghasilkan energi dalam sel
    Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu.
3.  Vitamin B3 Niasin (asam nikotinat atau antipelagra)
       Fungsi asam nikotin adalah untuk
  1. Pertumbuhan dan perbanyakan sel
  2. Perombakan karbohidrat, lemak dan protein
  3. Mencegah penyakit pellagra
  4. Memelihara pencernaan
  5. Berperan penting sebagai koenzim yang diperlukan oleh semua proses hidup dalam sel.
    Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.
4.  Vitamin B6 (adermin atau piridoksin)
Vitamin ini banyak terdapat di hati, ikan, daging dan sayuran. Vitamin ini merupakan bagian dari gugusan prostetik dan enxim dekarboksilase dan transaminase tertentu.
           Fungsi vitamin ini adalah untuk :
  1. Pertumbuhan dan pekerjaan urat saraf
  2. Pembentukan sel-sel darah merah dan sel-sel kulit.
5.  Vitamin B5 (Pantetonat)
Vitamin ini berfungsi untuk:
  1. Bahan  pelengkap koenzim A yang penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak, dan protein.
  2. Menjaga tingkat normal gula darah.
            Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau.
6.  Vitamin B11 (asam folat)
        Vitamin B11 penting untuk pembentukan sel darah merah, antianemia pernisiosa, membentuk asam nukleat (DNA dan RNA), serta metabolisme kelompok metil. Vitamin ini banyak terdapat dalam hati, ginjal, sayuran, ragi, biji, gandum, daging sapi, pisang, lemon, dan polongan.

7.  Vitamin B12 (sianokobalamin)
        Vitamin ini juga dikenal sebagai vitamin antianemia pemisiosa. Banyak terdapat dalam hati, daging, unggas, ikan, telur, susu, keju, udang dan kerang. Vitamin B12 dapat disimpan didalam hati.
       Fungsi vitamin B12 yaitu untuk :
  1. Metabolisme sel dalam pertumbuhan
  2. Metabolisme atau pembentukan sel darah.
8.  Vitamin C (Asam askorbinat)
        Kebutuhan vitamn C dipengaruhi oleh keadaan, kebutuhan dan umur seseorang. Bila konsumsi vitamin ini berlebih, selalu akan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal.
               Kebutuhan vitamin C untuk bayi adalah 30 mg, anak-anak 60 mg dan orang dewasa 75 mg. Ibu hamil memerlukan 100 mg dan ibu menyusui 150 mg tiap harinya.
       Fungsi vitamin C adalah :
  1. Mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal
  2. Mempengaruhi pembentukan trombosit
  3. Menjaga gigi melekat kuat pada gusi
  4. Berperan dalam proses pembentukan kolagen.
Vitamin C banyak terdapat dalam sayuran, buah-buahan, hati, dan ginjal. Di dalam jeruk, selain mengandung vitamin C, juga mengandung sitrin dan rutin. Oleh San Gyorgy zat ini sering disebut vitamin p yang penting untuk mencegah pendaran dan memperkuat permeabilitas. Vitamin C termasuk jenis vitamin C termasuk jenis vitamn yang mudah larut dan rusak oleh pemanasan. Oleh karena itu, dalam memasak sayur-sayuran perlu memperhatikan sifat vitamin ini.
II.2.1.2 Vitamin Larut Lemak
        Vitamin-vitamin di bawah ini adalah vitamin yang tidak dapat larut dalam air, tetapi dapat larut dalam lemak. Vitamin yang dapat larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E Dan K. Vitamin ini umumnya dapat disimpan dalam tubuh.
1.  Vitamin A (aseroftol)
           Fungsi vitamin A di dalam tubuh adalah:
  1. Untuk pertumbuhan sel-sel apitel
  2. Sebagai bahan yang diperlukan dalam proses penerimaan rangsangan cahaya oleh sel-sel basilus pada retina waktu senja.
Sumber vitamin A adalah minyak, ikan, hati, mentega, serta tumbuhan yang berwarna hijau dan kuning. Tumbuhan berwarna kuning banyak mengandung karotin yang merupakan provitamin A. Di dalam hati karotin akan diubah menjadi vitamin A.
2.  Vitamin D
        Vitamin D ditemukan Mc.Collum, Hezs, dan Sherman. Mereka menyebutnya dengan vitamin antirakitis. Sekarang telah ditemukan ada empat macam vitamin D, yaitu vitamin D1 (ergostein), D2 (Kalsiferol), D3  dan D4. Vitamin D3 adalah yang paling efektif.
        Fungsi vitamin D di dalam tubuh adalah untuk :
  1. Mengatur kadar zat kapur dan fosfor di dalam darah bersama kelenjar anak gondok (parathormon)
  2. Memperbesar penyerapan zat kapur dan fosfor dalam usus.
  3. Mempengaruhi kerja kelenjar endokrin
  4. Mempengaruhi proses osifikasi
Sumber vitamin D adalah minyak ikan, mentega, kuning telur, susu, dan ragi.
3.  Vitamin E (tokoferol)
        Penemu vitamin E adalah Evans dan Burr. Kita mengenal ada tiga macam vitamin E yaitu : vitamin E1 (alfa tokoferol), vitamin E2 (beta tokoferol), dan vitamin E3 (gama tokoferol).
        Fungsi vitamin E didalam tubuh adalah untuk :
  1. Membantu proses pembelahan sel
  2. Mencegah pendarahan pada ibu yang sedang hamil, serta dapat mencegah keguguran.
Vitamin E banyak terdapat pada susu, lemak, daging, kecambah kacang hijau (tauge), hati ginjal, dan kuning telur.
4.  Vitamin K
       Vitamin K ini ditemukan oleh Dam dan Schondeyder. Vitamin ini sering disebut antihemoragia atau anti pendarahan. Vitamin K dapat dibentuk oleh tubuh sendiri dengan bantuan bakteri usus besar, Escherichia.
        Fungsi vitamin K adalah membentuk protrombin di dalam hati. Zat ini penting dalam proses pembekuan darah.
II.2.2 Mineral
        Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan mikro mineral.
II.2.2.1 Mineral Makro
         Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari 0,01% dari berat badan dan dibutuhkan oleh  tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg/hari seperti Ca (kalsium), p (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl (klorida), Dan S (Sulfur).
1.  Kalsium (Ca)
        Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi anda. Kalsium juga berperan penting untuk proses kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, dan sistem imunitas. Konsumsi 2 gelas susu perhari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium anda. Buah dan sayuran yang mengandung kalsium : sayuran berdaun hijau, seperti kangkung, daun singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang panjang, brokoli.
2.  Fosfor (P)
        Fosfor juga bertanggung jawab terhadap proses mineralisasi tulang dan gigi. Selain itu, fosfor juga mengatur keseimbangan pH darah anda.kekurangan mineral ini menyebabkan otot anda terasa lebih lemah sedangkan jika terlalu lebih, menyebabkan terjadinya proses klsifikasi (pengerasan) pada organ-organ tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal, daging, ikan unggas, telur, dan susu merupakan fosfor yang utama.
3.  Natrium atau sodium (Na)
        Fungsi utama natrium yaitu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, serta menjaga dan mengatur tekanan osmotik agar cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, natrium bekerja sama dengan kalium. Natrium juga berperan dalam transmisi sara, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan sebagai alat angkut zat-zat gizi melalui membran sel.
4.  kalium atau Potasium (K)
        bersama-sama dengan natrium, kalium memegang peranan penting dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan eletrolit serta kesimbangan asam-basa didalam tubuh. Kalium juga berperan dalam transmisi saraf dan rekasasi otot serta sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein. Buah dan sayuran yang mengandung kalium : jeruk, semangka, pisang, sayuran hijau, tomat, kentang, kacang polong, dan wortel.
5.  Sulfur (S)
        Fungsi sulfur antara lain membantu menjaga keseimbangan oksigen untuk fungsi otak. Selain itu sulfur bersama-sama dengan vitamin B kompleks membantu memperlancar metabolisme dalam tubuh dan membantu melawan infeksi akibat bakteri. Buah dan sayuran yang mengandung sulfur : kacang-kacangan, bawang putih, bawang bomba, dan kubis-kubisan.
II.2.2.2 Mineral Mikro
        Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0,01% berat tubuh dan hanya dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), iodium (I), seng (Zn), Se (selenium), mangan (Mn), kromium (Cr), dan Molibdenum (Mo).
        Masing-masing mineral memiliki fungsi yang penting untuk tubuh. Berikut ini macam-macam mineral yang penting dan fungsinya di dalam tubuh anda.
1.  Zat besi (Fe)
         Zat besi berperan dalam pusat pengaturan molekul hemoglobin sel-sel darah merah. Hemoglobin bertanggung jawab dalam pendistribusian oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh. Zat besi berperan dalam metabolisme energi, termasuk sintesis DNA oleh beberapa enzim, serta dalam sistem kekebalan  tubuh. Buah dan sayuran yang mengandung zat besi : sayuran hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, dan pepaya.
2.  Iodium (I)
        Fungsi iodium adalah untuk pertumbuhan normal; membakar kelebihan lemak tubuh; serta menjaga kesehatan rambut, kulit, kuku dan gigi.
        Buah dan sayuran yang mengandug iodium : bawang merah atau tanaman lain yang ditanam di daerah dekat pantai.
3.  Seng (Zn)
        Seng berperan dalam proses kekebalan tubuh, memelihara kesehatan mata, menghambat virus, mengurangi risiko kanker, menjaga kesehatan organ vital laki-laki, dan mempercepat proses penyebuhan luka.
        Buah dan sayuran yang mengandung seng : kcang-kacangan, biji-bijian, legum, dan gandum.
4.  Selenium (Se)
        Selenium bekerja sama dengan vitamin E berperan sebagai antioksidan dalam sistem enzim. Di samping, selenium juga berperan mencegah terjadinya serangan radikal bebas, melindungi membran dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi oksigen dn hodrogen pada tahap akhir rantai metabolisme, serta membantu sintesi immunoglobulin sebagai kekebalan tubuh. Buah dan sayuran yang mengandung selenium : bawang, tomat, brokoli, kubis dan gandum.
5.  Mangan (Mn)
        Mangan berperan sebagai kofaktur berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme. Enzim yang berkaitan dengan mangan berperan dalam sintesis ureum, pembentukan jaringan ikat dan tulang, serta mencegah peroksidasi lemak oleh radikal bebas. Mangan juga berperan dalam pengontrolan gula darah, metabolisme energi, fungsi hormon tiroid, fungsi otak, dan pengontrolan neurotransmiter. Buah dan sayuran mengandung mangan : kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, dan gandum.
6.  Kromium (Cr)
        Kromium dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Bersama-sama dengan insulin, kromium berfungsi untuk memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel. Buah dan sayuran yang mengandung kromium : kentang, cabai hijau, apel, pisang, bayam, wortel dan jeruk.
7.  Molibbdenum (Mo)
       Molibdenum bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, mengkatalis reaksi oksidasi-reduksi, penawar racun alkholm metabolisme sulfur, dan mencegah anemia. Buah dan sayuran yang mengandung molibdenum : kembang kol, kacang polog, bayam, bawang putih, jagung kentang, bawang bombay, kacang tanah, semangka, wortel dan kubis.
II.3 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Konsumsi Vitamin dan Mineral
II.3.1 Kekurangan Vitamin
1.  Vitamin A
       Penyakit yang ditimbulkan vitamin A  yaitu keratomalasia, kulit pucat, kering rebun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak seha, dan lai-lain.
2.  Vitamin B1
        Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin  B1 yaitu kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya dan tubuh berkurang.
3.  Vitamin B2
        Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 yaitu turunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainnya.
4.  Vitamin B3
        Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 yaitu terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, badan lemas, mudah mentah dan mual-mual.
5.  Vitamin B5
        Penyakit yang ditimbulkan akibt kekurangan vitamin B5 yaitu otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik dan lain-lain.
6.  Vitamin B6
        Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 yaitu pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia, dan sulit tidur, dan banyak lainnya.
7.  Vitamin B12
        Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 yaitu kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya.
8.  Vitamin C
        Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C yaitu sistem imun kurang, sariawan, kurangnya daya pikir, mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain.
9.  Vitamin D
       Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D yaitu gigi akan lebih mudah rusak, otak bisa menhgalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasannya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
10.  Vitamin E
        Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E yaitu bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dan lain-lain.
11.  Vitamin K
        Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K yaitu darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainnya.
II.3.2 Kelebihan  Vitamin
1.  Vitamin A
       Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin A yaitu keracunan hati, kulit kering, rambut rontok, efek teratologikal, osteoporosis (suspected, long-term).
2.  Vitamin B1
        Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem saraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah, dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat vitamin B2.
3.  Vitamin B3
        Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin B3 yaitu niasin dalam jumlah yang besar menjadi racun pada sistem syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala-gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah, pusing, mual, ataksia, neuropati perifer. Sedangkan untuk vitamin B12 tidak ada gejala keracunan yang berhubungan dengan vitmin B12.
4.  Vitamin C
        Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat menggangu tes medis, atau menyebkan buang air kecil yang berlebih dan membentuk batu ginjal.
5.  Vitamin D
        Jangan makan vitamin D berlebihan karena dapat merusak ginjal dan hati. Di indonesia sebenarnya seseorang tidak perlu menambah konsumsi vitamin D karena di indonesia cukup banyak sinar matahari. Kulit dapat memproduksi vitamin D bila terkena sinar ultra violet dari matahari.
6.  Vitamin E
        Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin E yaitu bila dikonsumsi dalam dosis tinggi, vitamin ini diduga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
II.3.3 Kekurangan Mineral
1.  Kekurangan kalsium menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang karang kuat, tetani atau kejang otot, dan lambatnya pembekuan darah bila terjadi luka.
2.  Kekurangan phospor menyebabkan kerusakan pada tulang dan gejla rasa lelah dan kurang nafsu makan.
3.  Kekurangan natrium mengakibatkan kebingungan, koma
4.  Kekurangan zat besi berakibat dapat merusak perkembangan otak serta meningkatkan kematian ibu dan anak.
5.  Kekurangan seng mengakibatkan pertumbuhan yang lambat, tertundanya kematangan seksual, berkurangnya sensasi rasa.
6.  Kekurangan klorida mengakibatkan gangguan keseimbangan asam-basa.
7.  Kekurangan selenium mengakibatkan nyeri otot dan kelemahan.
8.  Kekurangan iodium mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid, tuli-bisu, pertumbahan janin dan perkembangan otak yang abnormal.
9.  Kekurangan kalium menyebabkan diare kronis, muntah pada penggunaan obat pencahar, deuretik..
II.4 Golongan Obat Vitamin dan Mineral
II.4.1 Golongan Obat Vitamin

a.  Thiamin
Gejala kekurangan
        Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di timur jauh saat pembuatan beras ‘poles’ (polish rice) tersebar luas. Beras yang di poles mengakibatkan pembuatan kulit yang kaya akan thiamin. Beri-beri dapat merusak sistem syaraf dan keracunan otat. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan kelumpuhan.
Keracunan
        Pemakaian thiamin yang melebihi normal berpengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.
Perhatian : dapat terjadi syok anafilaktik pada pemberian tiamin injeksi. Tidak aman bagi ibu menyusui.
Dosis :
  1. Defisiensi kronik ringan: 10-25 mg perhari per oral
  2. Defisiensi kronik berat: 200-300 mg per hari per oral
  3. Koma/delirium akibat alkohol atau obat opioid dan barbiturat : infus intervena selama 30 menit.
Sediaan : tablet tiamin hidroklorida 50 mg dan 100 mg, tablet vitamin B kompleks, injeksi intramuscular potensi tinggi (pabrinex im: isi vitamin C 500 mg, nicotinamide 160 mg, pyridoxine HCl 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin HCl 25 mg/7 mL), injeksi intervena potensi tinggi (Pabrinex iv: isi vitamin C 500 mg, glukosa anhidrosa 1 g, nicotinamide 160 mg, pyridoxine HCl 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin HCl 250 mg/10 mL).
b.  Vitamin B2 (Riboflavin)
Gejala kekurangan
        Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan riboflavin. Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar (photophobia). Hal ini dapat juga menyebabkan keretakkan pada sudut mulut (cheilosis).
Dosis :
a.     Terapi defisiensi vitamin B2, per oral : dosis dewasa dan anak   hingga 30 mg sehari.
b.     Pencegahan defisiensi vitamin B2, per oral : dosis dewasa dan anak 1-2 mg per hari.
Sediaan : tablet 5 mg, tablet vitamin B kompleks
c.  Vitamin B3 (Niacin)
Gejala kekurangan
        Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan dementia. Hal ini meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari langsung.
Keracunan
        Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala-gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpangaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah.
d.  Vitamin B5 (asam pantotenat)
Gejala kekurangan
        Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta insomnia.

Keracunan
        Gejala keracunan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung.
e.  Vitamin B6 (Piridoksin, piridoksal, piridoksain)
Gejala kekurangan
        Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan.
Keracunan
        Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki; selanjutnya, perasaan hilang pada tangan dan mulut yang mungkin terjadi mati rasa. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya.
Indikasi : defisiensi vitamin B6, neuropati pada penggunaan isoniazid dalam terapi TB, anemia sideroblastik yang belum diketahui penyebabnya, sindrom premenstrual.
Dosis :
a.    Difesiensi vitamin B6 : 20-50 mg, 3 X sehari
b.    Neuropati akibat isoniazid : 10 mg sehari untuk pencegahan, 50 mg 3X sehari untuk terapi.
c.    Anemia sideroblastik yang belum diketahui penyebabnya : 100-400 mg sehar, dosis terbagi.
d.    Sindrom premenstrual : 50-100 mg per hari
Sediaan : tablet 10 mg, injeksi intramuskular dan intervena (lihat tiamin), tablet vitamin B kompleks.
Efek samping : neuropati sensorik (pada penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi).
f.      Vitamin B8 (biotin)
Gejala kekurangan
        Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat mencul pada pasien rumah sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan, mual, depresi, kelemahan da kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien untuk mencegah difisiensi.
g.     Vitamin B9 (folasin, asam folat, asam pterollglutamat)
Gejala kekurangan
        Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan sering terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.
Keracunan
        Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamin B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.
h.    Vitamin B12 (Kobalamin)
Gejala kekurangan
        Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia) yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B 12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum matang immature, yang menunjukkan sintesis  yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit.
Indikasi : anemia megaloblastik, pasca pembedahan, lambung total dan pemotongan usus, defisiensi vitamin B12.
Farmakokinetik
Absorpsi
        Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK. Sadar dalam plasma mencapai puncak dalam waktu 1 jam setelah suntikan IM. Didroksokobalamin dankoenzim B12 lebih lambat diabsorpsi, agaknya karena ikatanya yang lebih kuat dengan protein. Absorpsi per oral berlangsung lambat di ileum kadar puncak di capai 8-12 jam setelah pemnerian 8 mg. Absorpsi ini berlangsung dengan  mekanisme yaitu dengan perantaraan faktor instrinsik dan absorpsi secara langsung.
Distribusi
        Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat dengan protein plasma sebagian besar terikat pada beta-globulin (transkobalamin II) Sisanya terikat pada alfa-glikoprotein (transkobalamin I) dan inter-alfa-glikoprotein  transkobalamin III vitamin B12 yang terikat pada transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan, terutam hati yang merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90) Kadar normal vitamin B12 dalam plasma adalah g/ml dengan simpanan sebanyak 1-10  mg dalam hepar.
Metabolisme & Ekresi
        Baik sianokobalamin maupun hidrosokobalamin dalam jaringan dan darah terikat oleh protein. Seperti halnya koenenzim B12, ikatan dengan hidroksokobalamin lebih kuat sehinggasukar diekskresi melalui urin. Di dalam hati ke dua kobalamin tersebut akan di ubah menjadi koezim B12.  Jumlah kobalamin dalam tubuh di sebabkan oleh ekskresi melalui saluran empedu sebanyak 3-7 sehari harus di reabsorbsi dengan perantaraan FIC. Ekskresi bersama urin hanya terjadi pada bentuk yang tidak terikat pritein (vitamin) akan diretensi dalam tubuh bila di berikan dalam dosis sampai; <mg4 dengan dosis yang lebih bersar, jumlah yang diekskresi akan lebih banyak . Jadi bila kapasitas ikatan protein dari hati, jaringan dan darah lebih jenuh, vitamin B12 bebas akan di keluarkan bersama urin sehingga tidak ada gunanya memberikan vitamin B12 dalam jumlah yang terlalu besar. Vitamin B12 dapat menembus sacara urin dan masuk ke dalam sirkulasi bayi. Dosis sianokobalamin untuk pasien anemia permisiosa tergantung dari berat anemianya, ada tidaknya komplikasi dan respons terhadap pengobatan. Secara garis besar cara penggunaannya dibagi atas terapi awal yang intensif dan terapi penunjang.
Dosis:
·    Per oral untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan: dewasa 50-150 mikrogram atau lebih anak 50-105 mikrogram sehari 1-3 sehari .
• Injeksi intramuscular 5 dosis awal 7 mg, diulang 7 dengan interval 0-8 hari. Dosis rumatan 7 mg per bulan.
Sediaan: tablet 50 mikrogram liqid 35 microgram 5 ml ijeksi 1 mg /ml
i.      Vitamin C
Gejala kekurangan
        Gejala awal kekurangan vitamin dan adalah pendarahan disekitar gigi dan merusak  pembuluh darah di bawah kulit, menghasilkan pinpoint haemorrhages. kekurangan banyak vitamin C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot. Dalam hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala selanjutnya adalah anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam menyembuhkan luka. Ketika seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin dan dalam bentuk suplemen dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan kelebihan vitamin dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan.
Keracunan
        Gejala keracunan vitamin & adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal
II.4.2 Golongan Obat Mineral
1.  Table Besi
        Zat besi merupakan mineral yang di perlukan oleh semua sistem biologi di dalam tubuh.besi merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi panasdan sebagai komponen enzim-enzim tertentu yang di perlukan untuk produksi adenosin trifosfatyang terlibat dalam respirasi sel. besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin (Hb), sehingga defisiensi Fe akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dengan kandungan Hb yang rendah dan menimbulkan anemia hipokronik mikrositik.
a.      Cara kerja
Distribusi Dalam Tubuh
        Tubuh manusia sehat mengandung 3,5 g Fe yang hampir seluruhnya dalam bentuk ikatan kompleks dengan protein. Kira-kira 70% dari Fe yang terdapat dalam tubuh merupakan Fe fungsional atau esensial, dan 30% merupakan Fe yang nonesensial.
  1. Farmakokinetik
Absorpsi
        Absorpsi Fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan jejenum proksimal makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Bat ini lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero. Yang ransportnya melalui sel mukosa usus terjadi secara transport aktif. Ion fero yangsudah di absorpsi akan di ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan masuk ke dalam plasma dengan perantara transjerin, atau si ubah menjadi feritin dan di simpandalam sel mukosa usus. Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak Fe di ubah menjadi feritin. bila cadangan rendah atau kebutuhanmeningkat, maka fe yang baru di serap akan segera di angkut dari sel mukosa ke sum-sum tulanguntuk eritropoesis.
Distribusi
        Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam trans+erin (siderofilin), suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot fe
 Metabolisme
        Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, e meningkat suatu protein yang di sebut apoferitin dan membentuk feritin. Fe disimpan terutama pada sel mukosa usus halus dan dalam sel-sel retikuloendotelial (di hati, limpa dan sumsum tulang) dan cadangan ini tersedia untuk di gunakan oleh sumsum tulang dalam proses eritropoesis 10% di antaranya terdapat dalam labile pool yang cepat dapat dikerahkan untuk prose ini, sedangkan sisanya baru di gunakan bila labile pool telahkosong. Besi yang terdapat dalam parenkim jaringan tidak dapat di gunakan untuk eritropoesis.
        Bila Fe diberikan 10, cepat sekali di ikat oleh apoferitin (protein yang membentuk  feritin) dan di simpan terutama di dalam hati. Sedangkan setelah pemberian per oral terutama akan di simpan di limpa dan sumsum tulang. Fe yang berasal dari pemecahan eritrosit akan masuk kedalam hati dan limpa. Penimbunan Fe dalam jumlah abnormal tinggi dapat terjadi akibat transfusi darah yang berulang-ulang atau akibat penggunaan preparat Fe dalam jumlah berlebihan yang di ikuti absorpsi yang berlebihan pula.
Eksresi
        Jumlah Fe yang dieksresi setiap hari sedikit sekali, biasanya sekitar 0,5-1 mg sehari. Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit dan saluran cerna yang terkelupas, selain itu juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yang di potong. Pada proteinuria jumlah yang di keluarkan dengan urin dapat meningkat bersama dengan sel yang mengelupas.pada wanita usia subur dengan siklus haid 09 hari. Jumlah Fe yang diekskresikan sehubungan denganhaid di perkirakan sebanyak 0,5-1 mg sehari.
  1. Indikasi
        Sediaan Fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan anemia defisiansi fe penggunakan diluar indikasi ini, cenderung menyebabkan penyakit penimbunan besi dan keracunan besi. Anemia defisiensi Fe paling sering disebabkan oleh kehilangan darah. Selain itu, dapat pula terjadi misalnya pada wanita hamil, terutama multipara dan pada masa pertumbuhan, karena kebutuhan yang meningkat. Banyak anemia yang mirip anemia defisiensife. Sebagai pegangan untuk diagnostik dalam hal ini ialah, bahwa pada anemia defisiensi Fe dapat terlihat granula berwarna kuning emas di dalam sel-sel retikuloendotelial sumsum tulang
  1. Efek  samping
        Efek  samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap sediaan oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah Fe yang dapat larut dan yang diabsorpsi pada tiap pemberian gejala yang timbul dapat berupa mual dan nyeri lambung (7-20) konspirasi (10) diare (5%) dan kolik. Gangguan ini biasanya ringan dan dapat di kurangi dengan mengurangi dosisatau dengan cara ini diabsorpsi dapat berkurang. perlu diterangkan kemungkinan timbulnya feses yang berwarna hitam kepada pasien. Pemberian Fe secara IM dapat menyebabkan reaksi lokal pada tempat suntikan yaitu berupa rasa sakit, warna coklat pada tempat suntikan, peradangan lokal dengan pembesaran.
        Kelenjar inguinal. Peradangan lokal lebih sering terjadi pada pemakaian IM dibanding IV, selain itu dapat pula terjadi reaksi sistemik yaitu pada 0,5-0,8 % kasus. Reaksi yang dapt terjadi dalam 10  menit setelah suntikan adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi, hemolisis, takikardia, flushing, berkeringat, mual, muntah, bronkospasme, hipotensi, pusing dan kolaps sirkulasi, sedangkan reaksi yang lebih sering timbul dalam beberapa jam setelah suntikan misalnya sinkop, demam, menggigil, rash, urtikaria, nyeri dada, rasa sakit pada seluruh badan dan ensetalopatia. Reaksi sistemik ini lebih sering terjadi pada pemberian IV, demikian pula syok atau henti jantung.
  1. Dosis
       Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi maka preparat besi untuk  pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagi garam fero seperti fero sulfat, fero glikonat, dan fero fumarat. ketiga preparat ini umumnya efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan absorpsi diantar garam-garam Fe ini. jika da, mungkin disebabkan oleh perbedaan kelarutannyadalam asam lambung. Dalam bentuk garam sitrat, tartrat, karbonat, pirofosfat, ternyata Fe sukar diabsorpsi demikian pula sebagai garam feri (Fe3).
          Yang perlu di angkat untuk meminum pil atau tablet Fe yaitu:
• Diminum sesudah makan malam atau menJelang tidur
• HIindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena dapat menganggu proses penyerapan.
• Hendaknya meminum dengan vitamin C misalnya dengan air jeruk
• Segera minum pil setelah rasa mual, muntah menghilang.
II.5 Penguat Imun
II.5.1 Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh
        Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
II.5.2 Komponen Sistem Kekebalan Tubuh
        Kemampuan sistem imun dalam memberikan respon pada penyakit tergantung pada interaksi yang komplek antara komponen sistem imun dan antigen yang merupakan agen-agen patogen atau agen penyebab penyakit. Antigen merupakan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Jaringan dan organ yang berperang dalam sistem imun berada di bagian seluruh tubuh. Pada manusia dan mamalia lain, organ-organ pusat sistem imun adalah sumsum tulang. Komponen-komponen sistem kekebalan tubuh terdiri atas makrofag, limfosit, reseptor antigen, sel-sel pengangkut antigen, dan antibodi.
1.  Makrofag
        Makrofag merupakan komponen sel darah putih yang memerankan fungsinya sebagai sistem imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahan-bahan asing atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi dengan cara mengelilingi, kemudian memakan dan menghancurkan antigen tersebut, proses ini merupakan bagian dari reaksi peradangan. Untuk mengatasi infeksi terkadang makrofag berinteraksi dengan limfosit. Makrofag juga mempunyai peran yang penting dalam imunitas adaptif, dalam hal ini makrofag akan mengambil antigen dan mengantarkannya untuk dihancurkan oleh komponen-komponen imun lain dalam sistem imun adaptif. Makrofag dapant mengonsumsi partikel asing, partikel asbes, dan bakteri. Makrofag terdapat di tempat-tempat strategis tubuh dan tempat organ tubuh berhubungan dengan aliran darah atau  dunia luar, misalnya di daerah paru-paru yang enerima udara dari luar.
2. Limfosit
        Limfosit merupakan sel darah putih yang khusus berfungsi untuk mengidentifikasi dan menghancurkan antigen penyerbu. Semua limfosit dibentuk di sumsum tulang, tetapi mereka mengalami penuaan di dua tempat yang berbeda. Limfosit yang mengalami penuaan di sumsum tulang disebut limfosit B atau sel B. Limfosit ini membuat zat antibodi yang beredar melalui darah dan cairan tubuh lain.
        Limfosit T atau sel T mengalami penuaan di timus. Limfosit T yang disebut sitotoksik (sel beracun) atau limfosit T pembunuh. Sel T secara langsung dapat membinasakn sel-sel yang mempunyai antigen spesifik pada bagian permukaannya yang sudah dkenali oleh sel T sebelumnya. Limfosit sel T penolong mengontrol kekuatan dan kualitas dari semua respon imun. Sel-sel limfosit dewasa secara konstan bergerak sepanjang darah meuju kelenjar getah bening dan kembali ke darah lagi untuk memonitor tubuh terhadap substansi-substansi penyerbu secara terus-menerus.
3. Reseptor Antigen
        Salah satu karakteristik imunitas adaptasi adalah kekhususan spesifikasi. Spesifikasi, artinya setiap zat anti yang dihasilkan oleh tubuh hanya mampu untuk melawan antigen tertentu. Setelah dewasa limfosit akan memproduksi satu reseptor antigen, yaitu struktur khusus yang berada pada bagian permukaan sel limfosit. Reseptor antigen memiliki struktur yang spesifik untuk berkaitan dengan yang sesuai dengan struktur antigen seperti kunci dan gemboknya. Limfosit dapat membuat berjuta-juta macam reseptor antigen.
4. Sel-Sel Pengangkut Antigen
        Saat antigen memasuki ke sel tubuh tubuh, maka molekul-molekul pengangkut tertentu yang ada dalam sel akan membawa antigen tersebut ke permukaan sel menuju sel-sel limfosit T. Molekul-molekul pengangkut ini disebut Major Histocompatability Complex (MHC) dikenal dengan molekul MHC. Molekul HMC terdidri atas dua kelas. Molekul MHC kelas 1 berfungsi sebagai pengenal antigen untuk sel T pembunuh, dan molekul MHC kelas II sebagai pengenal antigen untuk sel T pembantu.

5. Antibodi
        Zat antibodi merupakaan protein jenis imunoglobulin (Ig) yang bekerja dengan cara merespon antigen. Antibodi hanya dibuat oleh plasma sel limfosit B. Antibodi terdiri atas rantai berat dan rantai ringan yang pada ujungnya terdapat tempat pengikatan antigen spesifik.
        Antibodi terdapat di dalam darah dan cairan tubuh yang dibentuk sebagai respons sistem kekebalan terhadap antigen asing. Antigen yang dikenali oleh lifosit B, limfosit T, dan makrofag akan merangsang pelepasan antibodi kedalam darah. Respons sel yng pertama terhadap antibodi adalah pembentukan antibodi IgM oleh sel, setelah itu baru pembentukan antibodi tipe lain seperti IgG, IgA, AgD, dan IgE.
a. IgM adalah antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen, contohnya jika sorang anak menerima vaksinasi tetanus i, maka 10-14 hari kemudian akan terbentuk antibodi antitetanus IgM (respons antibodi primer). IgM banyak terdapat di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan.
b. IgG adalah jenis antibodi yang dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya. Contohnya setelah mendapatkan suntikan tetanus ii, maka 5-7 hari kemudian seorang anak akan membentuk antibodi IgG. IgG (Respons antibodi sekunder) ditemukan di dalam darah dan jaringan.
c. IgA adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadap msuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, yaitu hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh (pada saluran pencernaan, hidung, mata, paru-paru, dan ASI).
d. IgE adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi cepat).
e. IgD adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah.
        Zat antibodi menghentikan aktivitas antigen penyebab penyakit dengan cara menetralisir dan opsonisai.
II.5.3 Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh
        Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan penyakit. Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahanan tubuh membunuh semua bibit penyakit yang menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat beragam. Di dalam tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut dapat dilakukan dengan cara membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
a.  Kekebalan Aktif
        Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan. Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut.
        Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buatan. Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya  tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
        Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali adalah  dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat dilawan dengan vaksin, misalnya vaksin BCG yang melawan antigen penyakit TBC. Imunisasi mempunyai beberapa tipe. Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies yang sama disebut  isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimun.
b. Kekebalan Pasif
        Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan. Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam kandungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif melalui proses menyusui.
        Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang  diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas  antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur  hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan  sun tikan IG (Globulin Imun).
II.5.4 Respon Imunitas Sistem Kekebalan Tubuh
        Sistem kekebalan dapat menghasilkan dua jenis respons terhadap antigen, yaitu  respons humoral  dan  respons selular. Respons humoral atau kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Kekebalan humoral efektif melawan bakteri atau virus yang mencoba masuk ke dalam cairan tubuh. Adapun respons selular atau kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing atau jaringan yang terinfeksi. Jenis kekebalan ini dapat secara langsung melawan sel-sel tubuh yang terinfeksi oleh bakteri atau virus. Akan tetapi, kekebalan selular ini berperan pula dalam pengenalan jaringan asing dan penolakan atas jaringan hasil transplantasi.
        Secara umum, kekebalan humoral dan selular memberikan tiga fungsi utama sebagai berikut :
1. Pengenalan
Sistem kekebalan dapat mengenali benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Meskipun jenis patogen sangat beraneka ragam, sistem kekebalan dapat mengenali dan menyusun respon melawan semua jenis organisme secara spesifik.
2. Reaksi
Setelah mengenali antigen yang masuk, sistem kekebalan bereaksi dengan mempersiapkan respons humoral dan selular.
3. Pembuang
Sistem kekebalan dapat menghancurkan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Penghancuran ini dapat dilakukan secara humoral melalui antibodi maupun secara selular, oleh limfosit T. Ketika sistem kekebalan bekerja secara efektif, antigen akan hancur dan dibuang.
A.  Kekebalan Humoral
        Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kekebalan humoral melibatkan aktivasi sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Antibodi yang beredar sebagai respons humoral, bekerja melawan bakteri, virus, dan toksin yang ada di dalam cairan tubuh. Untuk melawan antigen, limfosit B dengan antibodi tertentu akan membelah dan berdiferensiasi menjadi dua bagian, yaitu  sel plasma  dan  sel B memori. Sel plasma dapat memproduksi antibodi dengan kecepatan ±120.000 molekul/menit, dengan umur sel plasma sekitar 5 hari. Antibodi memiliki dua sisi ikatan (binding site) yang berbeda. Oleh karena itu, antibodi dapat membentuk suatu formasi ikatan (crosslink) terhadap antigen sehingga membentuk suatu ikatan kompleks. Antigen yang telah berikatan dengan antibodi, tidak dapat menginfeksi sel. Selain itu, antigen tersebut menjadi sasaran yang mudah bagi sel-sel fagosit untuk ditelan dan dihancurkan.
        Untuk membuat respons ini lebih efektif, antibodi memberikan “instruksi” kepada molekul dan sel-sel lain di dalam tubuh untuk mengetahui adanya serangan. Apabila antigen tersebut berupa protein bebas, antibodi akan berikatan dengan antigen tersebut dan diekskresikan oleh ginjal. Adapun antigen yang berupa bakteri dan virus, antibodi akan memberi sinyal kimiawi untuk menarik sel-sel fagosit agar menghancurkannya.
        Kemudian, beberapa antibodi akan mengaktifkan sejumlah protein dalam darah atau  protein komplemen. Ketika protein komplemen ini bertemu dengan antibodi yang menempel pada permukaan sel, protein tersebut akan menempel pada membran sel dan membentuk pori-pori. Pori-pori ini akan membuat sel menjadi lisis (pecah).               
Keterangan: (a)Antibodi yang membentuk ikatan, (b)fagosit untuk menghancurkan antigen, dan (c)protein komplemen menempel dan membentuk pori-pori.
        Kontak pertama antara sel-sel B dengan antigen beserta reaksi dari sel-sel tersebut terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh disebut respons kekebalan primer. Pada respons kekebalan primer, dibutuhkan sekitar 10–17 hari bagi limfosit untuk membentuk respons yang maksimum. Pada waktu tersebut, sel-sel B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel B memori. Kondisi ini dapat menyebabkan suatu individu menjadi sakit (contohnya demam). Akan tetapi, gejala penyakit tersebut akan hilang ketika antigen yang masuk ke dalam tubuh telah dibersihkan oleh antibodi dan sel T. Apabila suatu individu terpapar lagi oleh antigen yang sama beberapa waktu kemudian, respons akan menjadi lebih cepat (2–7 hari) dengan respons yang lebih besar dan lama. Proses ini dinamakan dengan respons kekebalan sekunder. Konsep kekebalan ini sangat kita kenali di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya apabila kita pernah terserang cacar air, kita tidak mungkin terkena penyakit itu lagi.                  
Keterangan: Respons kekebalan primer dan kekebalan sekunder.
B. Kekebalan Selular
        Kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing atau jaringan yang terinfeksi. Kekebalan ini merupakan kekebalan yang ditunjang oleh sel T. Berbeda dengan sel B, sel T tidak memproduksi molekul antibodi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat tiga jenis sel T yang berperan dalam kekebalan selular. Tiga jenis sel T tersebut yaitu sitotoksik, sel T pembantu, dan sel T supressor. Ketika sel T sitotoksik kontak dengan antigen pada permukaan sel asing, sel T sitotoksik akan aktif untuk menyerang dan menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Adapun fungsi sel T supressor yaitu untuk menekan respons kekebalan dengan memperlambat laju pembelahan sel dan membatasi produksi antibodi. Proses ini berlangsung apabila infeksi telah berhasil ditangani.
        Selain itu, sel T lain yang berperan adalah sel T pembantu. Sel T pembantu ini berfungsi untuk menghasilkan sekret yang dapat merangsang sel B dan juga menghasilkan senyawa lain yang berfungsi dalam respons kekebalan. 
Keterangan: Mekanisme kekebalan yang dilakukan oleh (a) sel T sitotoksik, (b) sel T pembantu, dan (c) sel Tsupressor.
        Kekebalan selular sangat penting dalam menghadapi infeksi oleh virus. Meskipun antibodi dapat menangkap partikel-partikel virus, antibodi tidak dapat menyerang virus yang telah masuk ke dalam sel. Sel T sitotoksik dapat mendeteksi protein virus pada permukaan sel yang terinfeksi dan menghancurkannya sebelum virus tersebut bereplikasi dan menginfeksi sel-sel yang lain.
II.5.5 Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh
        Gangguan atau kelainan pada sistem kekebalan tubuh bervariasi dari yang ringan seperti alrgi sampai yang serius seperti penolakan pencangkokan organ, difisiensi kekebalan, serta penyakit autoimun.

1. Alergi
Alergi disebabkan oleh respons kebal terhadap beberapa antigen. Antigen-antigen yang dapat menimbulkan suatu tanggapan alergi dikenal sebagai alergen (penyebab alergi).
2. Penolakan Transplantasi
Sistem kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal berbeda denga unsur yang ada di dalam tubuh seseorang, bahkan unsur yang hanya sedikit berbeda, seperti organ dan jaringan yang dicangkokkan. Penolakan transplantasi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penolakan hiperakut, akut, dan kronis.
3. AIDS (Acquired Immunodeficiencyn Syndrome)
Suatu penyebab infeksi yang menurunkan kekebalan secara fatal adalah HIV (Human Immunodefiency Virus). Virus tersebut menyebabkan kasus AIDS dengan menginfeksi dan secara cepat menghancurkan sel-sel T penolong. AIDS adalah suatu sindrom menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS termasuk penyakit menular seksual (PMS).
4. Defisiensi Imun
Defisiensi sistem kekebalan (imun) dapat diperoleh dari keturunan. Defisiensi imun yang diwariskan tersebut umumnya mencerminkan kegagalan pewarisan suatu gen kepada generasi berikut sehingga dihasilkan makrofag yang tidak mampu mencerna dan menhancurkan organisme penyerbu, contohnya adalah severe Combined Immunodeficiency (SCID). Penderita SCID mengalami kekurangan limfosit B dan T sehingga harus tinggal dilingkungan steril agar tidak terkena infeksi.
5. Penyakit Autoimun
Ketika suatu penyakit autoimun menyerang, sistem kekebalan akan menyerang organ atau jaringannya sendiri seolah-olah merek adalah unsur asing. Penyakit autoimun sering terjadi pada kasus kencing manis dan demam rematik.
II.5.6 Cara meningkatkan Sistem kekebalan Tubuh terhadapap penyakit:
1. Konsumsi makanan yang bisa meningkatkan daya tahan Tubuh
Makan makanan yang mengandung vitamin-vitamin dan anti oksidan yang terdapat dari buah-buahan sangat bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
2. Istirahat dan tidur yang cukup
Terlalu lelah dan kurang tidur pasti akan sangat mudah terkena penyakit karena daya tahan tubuh kita menurun, apalagi didukung oleh kondisi cuaca yang tidak menentu. maka istirahat dan tidur yang cukup antara 7-8 jam dalam sehari, cukup tidur juga bisa membuat tubuh anda segar dan tetap aktif dalam menjalani aktifitas sehari-hari
3. Lakukan Olah Raga
Olah raga juga salah satu hal penting untuk menjaga kebugaran dan daya tahan tubuh , lakukan olah raga seperti joging atau gerakan-gerakan fisik lainnya sekitar 60 menit / hari
4. Hindari Stres yang berlebihan
Hindari stres cobalah  sesekali untuk tertawa, atau menyaksikan hiburan-hiburan seperti mendengar musik dan hal-hal lucu lainnya, penelitian menunjukkan tertawa dapat merangsang hormon yang bisa memperkuat daya tahan tubuh, dan tidak ada ruginya juga tertawa karena bisa membuat hati menjadi lebih bahagia.
5. Jaga kebersihan Tubuh Serta kebersihan Lingkungan
Cara meningkatkan kekebalan tubuh selanjutnya yaitu dengan cara menjaga kebersihan untuk mencegah terjadinya infeksi kuman dan bakteri dari luar tubuh, Rajin mandi, biasa kan cuci tangan sebelum makan dan Personal Higiene lainnya, Selain itu perhatikan juga kebersihan lingkungan sekitar, termasuk ventilasi ruangan, ruangan yang lembab dan kurang pencahayaan juga bisa menimbulkan berbagai penyakit.

6. Konsumsi Suplemen
Jika memang makanan yang anda konsumsi tidak mengandung banyak vitamin dan zat-zat penting untuk tubuh, Berarti anda harus pertimbangkan untuk mengkonsumsi Suplemen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh, contohnya suplemen multivitamin dan mineral untuk mencukupi kebutuhan vitamin-vitamin dan mineral harian.
 BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
        Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran vitamin dan mineral sangat penting dalam proses metabolisme tubuh manusia. Penggunaan vitamin yang utama adalah untuk  pengobatan terhadap definisi (kekurangan), dan penyakit-penyakit menurun. Selain itu vitamin juga digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, misalnya kanker (vit, A, B dan E) jantung dan saluran napas (vit, E dan C) skizofrenia (vit, B3 ) definisi  vitamin dan mineral dapat berdampak negative dalam tubuh. sehingga vitamin dan mineral dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada sistem kerja tubuh sehingga diperlukan pengambilan keputusan yang tepat dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral. Pemenuhan kebutuhan akan vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral misalnya daging, sayuran hijau dan biji-bijian. Sistem kekebalan tubuh sangat penting dalam kehidupan karena dengan adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan penyakit. Dimana zat antibodi menghentikan aktivitas antigen penyebab penyakit dengan cara menetralisir dan opsonisai.
III.2 Saran
        Adapun saran dalam makalah ini, yaitu kiranya pembaca dapat memberi kritik atau masukan yang dapat membangun dan demi perbaikan makalah ini kedepannya

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sunaryo, M.Kes. 2004. Vitamin dan Mineral untuk Kesehatan. Penerbit  EGC: Jakarta..
Sadikin Muhammad. 2002. Biokimia Darah. Widia Medika: Jakarta.
Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson. 2002. Patofisiologi. Jilid 1. EGC: Jakarta.
Setiabudy. Rianto. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi V. Gaya Baru: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Batuk dan Asma

Batuk dan Asma C.    Pengertian Batuk Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga pernapasan dari benda atau ...