Jumat, 18 Januari 2019

Obat Salep Mata, Tetes Mata dan Tetes Telinga



OBAT TETES MATA, SALEP MATA DAN TETES TELINGA
1)    Obat Tetes Mata Dan Salep Mata
Mata mempunyai pertahanan terhadap infeksi karena sekret mata mengandung enzim Lisozim yang dapat menyebabkan lisis pada bakteri dan danpat membantu mengeliminasi organisme dari mata.
Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata.
Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep yang cocok.
Penyebab Gangguan pada Mata
·         Gangguan mata karena adanya infeksi oleh mikroba diakibatkan karena masuknya benda asing ke dalam kornea mata sehingga mata dapat luka/ulkus.
·         Gangguan mata disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan alergi sehingga menyebabkan peradangan pada mata. Gejala yang timbul yaitu mata berair, gatal, tampak kemerahan, adanya kotoran mata dan kelopak mata bengkak.
·         Gangguan mata karena katarak atau pupil mata yang mengalami relaksasi.
·         Gangguan mata karena kerusakan pada optic disc dan saraf mata serta terjadinya peningkatan intra okular (glaukoma).
Cara Penggunaan Obat Tetes Mata dan Salep Mata
a.    Obat tetes mata
       Adapun cara penggunaan obat tetes mata yaitu sebagai berikut :
·         Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata) dan selalu ditutup rapat setelah digunakan.
·         Cuci tangan hingga bersih sebelum menggunakan obat tetes mata.
·         Kepala ditengadahkan, jari telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva.
·         Obat diteteskan pada kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip
·         Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit.
·         Tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan.
·         Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan harus diikuti dengan benar.
b.    Obat salep mata
Adapun cara penggunaan obat salep mata yaitu sebagai berikut :
·         Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata) dan selalu ditutup rapat setelah digunakan.
·         Cuci tangan hingga bersih sebelum menggunakan obat salep mata.
·         Kepala ditengadahkan, jari telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva.
·         Tube salep mata ditekan hingga salep masuk ke dalam kantung konjungtiva .
·         Mata ditutup selama 1-2 menit, mata digerakkan kiri-kanan, atas-bawah
·         Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tissue bersih (jangan dicuci dengan air hangat) dan wadah salep ditutup rapat.
·         Tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan.
Pengobatan pada Gangguan Mata
1.    Golongan Antiseptik dan Antiinfeksi
Obat tetes mata :
ü  Gentamisin
Mekanisme kerja : golongan aminoglikosida yang efektif untuk menghambat  bekteri penyebab infeksi pada mata.
Indikasi : konjungtivitis, keratitis, keratokonjungtivitis, blefaritis dan sakit mata lainnya.
Efek samping: pandangan kabur, iritasi sementara, jarang terjadi mata kering, nyeri okular.
Dosis : 1 tetes 3 x sehari, berselang minimal 10 menit.
Sediaan beredar : Danigen, Garexin, Genoint, Sagestam.
ü  Ciprofloxacin
Mekanisme kerja : bekerja dengan cara menghambat sub unit A pada DNA gyrase yang merupakan bagian esensial dalam proses sintesa DNA bakteri.
Indikasi :ulkus kornea oleh bakteri/ virus, konjungtivitis (radang selaput ikat mata).
Efek samping: rasa terbakar atau rasa tidak enak setempat, gatal-gatal, edema kelopak mata, mata berair.
Dosis : ulkus kornea : 2 tetes tiap 6 jam pertama, lalu 2 tetes tiap 30 menit selama sisa hari pertama. Hari kedua, 2 tetes tiap jam. Hari ketiga, 2 tetes tiap 4 jam. Konjungtivitis : 1-2 tetes tiap 2 jam selama 2 hari dan 1-2 tetes tiap 4 jam selama 5 hari berikutnya.
Sediaan beredar :Isotic Renator, Baquinor, Ximex Cylowam.
ü  Kloramfenikol
Mekanisme kerja : memilik spektrum yang luas sebagai antibakteri sehingga dapat mengatasi infeksi akibat mikroba/ bakteri patogen.
Indikasi : blefaritis, katarak, konjungtivitis, trauma keratitif, luka pada kornea.
Efek samping: rasa pedas sementara, jarang mengenai anemia aplastik
Dosis : 1 tetes 3 x sehari, berselang 10 menit.
Sediaan beredar : Cendofenicol, Colme, Erlamycetin, Reco, Cloramidina.
ü  Tobramisin
Mekanisme kerja : golongan aminoglikosida yang aktif terhadao bakteri patogen gram negatif dan gram positif pada mata.
Indikasi : infksi bagian luar mata
Efek samping: hipersensitif, gatal dan bengkak pada kelopak mata, eritema konjungtiva, toksisitas ocular topical.
Dosis :sedang : 1-2 tetes setiap 4 jam. Berat : 2 tetes/ 2 jam sampai sembuh.
Sediaan beredar :Tobrex, Istic Tobryne, Tobradex.
ü  Dibekasin Sulfat
Mekanisme kerja : antimikroba-antibakteri.
Indikasi : ulkus kornea, konjungtivitis, keratitis
Efek samping: iritasi/ sensitisasi
Dosis : sehari 4x2 tetes
Sediaan beredar : Dibekacin Meiji

Obat salep mata :
ü  Oksitetrasiklin HCl
Mekanisme kerja :bersifat bakteriostatik dengan cara menghambat sintesis protein bakteri.
Indikasi :ulkus kornea, infeksi konjungtiva dan kornea.
Efek samping:reaksi alergi.
Dosis :oleskan dalam sehari 4-6 x ke kantung konjungtiva.
Sediaan beredar :Terramycin, Terracortril.
ü  Tetrasiklin HCl
Mekanisme kerja :menghambat sintesis protein bakteri dan bersifat bakteriostatik untuk bakteri gram positif maupun gram negative.
Indikasi :infeksi oleh bakteri gram positif dan gram negatif, protozoa dan virus.
Efek samping:reaksi alergi.
Dosis :sehari 3-4 x kali
Sediaan beredar : Enkcyclin, Erlacyclin.
ü  Asiklovir
Mekanisme kerja :menghambat virus herpes simplex DNA polymerase dan replikasi DNA virus sehingga mencegah sintesis DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel yang normal.
Indikasi :Keratitis herpes simplex
Efek samping:rasa pedih ringan sementara, blefaritis, konjungtivitis.
Dosis :oles 5x1 interval 4 jam, dilanjutkan 3 hari setelah sembuh. Sediaan beredar :Termiral.
2.    Golongan Kortikosteroid
Obat tetes mata :
ü  Betametason
Mekanisme kerja :memiliki efek antiinflamasi, menghambat akumulasi makrofag pada daerah radang.
Indikasi :alergi kronik dan akut berat, inflamasi pada mata dan alergi.
Efek samping:reaksi hipersensitif, tekanan intra okular meningkat, penglihatan kabur, katarak.
Dosis : 1-2 tetes setiap jam pada siang hari dan setiap 2 jam pada malam hari.
Sediaan beredar :Betam-Ophtal, Garasone.
ü  Deksametason
Mekanisme kerja :menghambat kerja zat-zat seperti prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi.
Indikasi :radang mata disertai infeksi bakteri, luka pada kornea.
Efek samping:hipersensitif, peningkatan tekanan intra okular.
Dosis : 1-2 tetes 6 x sehari..
Sediaan beredar :Alletrol, Cendometason, Danigen Plus, Isopto-Dex.

Obat salep mata :
ü  Hidrokortison Asetat
Mekanisme kerja : memiliki khasiat anti radang yang dapat mencegah inflamasi..
Indikasi :Blefaritis, konjungtivitis akut dan menahun, keratitis.
Efek samping:tukak kornea, peningkatan tekanan intra okular, gangguan daya penglihatan.
Dosis :oles 2-4 x sehari.
Sediaan beredar :Cendomycos, Kemicort, Enpicortyn.
3.    Golongan obat tetes mata midriatik
ü  Atr       opine Sulfat
Mekanisme kerja :menghambat contrictor pupilae dan lensa mata sehingga menyebabkan midriasis dan siklopegia.
Indikasi :.sebagai midriatikum, midriatik pra dan pasca operasi.
Efek samping:iritasi lokal, sensitivitas terhadap cahaya, penglihatan kabur
Dosis :pra operasi : 1 tetes + 1 tetes larutan fenilefrin 2,5 % atau 10 %. Pasca operasi : 1-3 sehari 1 tetes
Sediaan beredar : Cendotropin, Isotic Cycloma.
ü  Tropikamida
Mekanisme kerja :menghambat respon otot sfinger iris dan otot akomodasi badan ciliar terhadap perangsangan kolinergik, menghasilkan dilatasi pupil (midriasis).
Indikasi :.midriatikum diagnostik pada semua umur, operasi katarak. Efek samping:peningkatan tekanan intra okular, rekasi psikotik, pedih sementara, sakit kepala atau reaksi alergi.
Dosis :dewasa : 2 tetes interval 5 menit jika perlu berikan 1-2 tetes setelah 30 menit.
      Sediaan beredar : Cendomydriatil, midric.
4.    Golongan obat tetes mata miotik dan anti glaukoma
ü  Timolol Maleat
Mekanisme kerja :penghambat non selektif pada beta 1 dan beta 2 adrenergik.
Indikasi :.pengobatan tekanan intra okular, glaukoma sudut lebar.
Efek samping:iritasi ringan, sensasi asing pada tubuh, rasa menyengat, dan panas setelah pemberian, pandangan kabur, mual pusing.
Dosis :1x1 interval 5 menit
      Sediaan beredar : Timolol Maleat, Nyolol, Isotic Adretor, Blotim
ü  Betaksolol
Mekanisme kerja :menghambat contrictor pupilae dan lensa mata sehingga menyebabkan midriasis dan siklopegia.
Indikasi :.menurunkan tekanan intraocular pada glaukoma sudut lebar, dan hipertensi okular..
Efek samping:mata kering sementara, konjungtivitis alergi.
Dosis :2x sehari
      Sediaan beredar : Betoptima, Optibet
ü  Latanopros
Mekanisme kerja :menghambat contrictor pupilae dan lensa mata sehingga menyebabkan midriasis dan siklopegia.
Indikasi : peningkatan intra okular pada glaukoma sudut lebar.
Efek samping:mengganggu metabolisme matriks ekstra seluler otot siliaris.
Dosis :1 tetes siang hari dan pada malam hari
      Sediaan beredar : Xalacom, Xalatan.
ü  Pilokarpin
Mekanisme kerja :menghambat contrictor pupilae dan lensa mata sehingga menyebabkan midriasis dan siklopegia.
Indikasi :.untuk menciutkan pupil, mengendalikan intra okular, glaukoma terbuka.
Efek samping:rasa terbakar, gatal, sakit, penglihatan kabur, miopi, kerusakan retina dan sakit kepala.
Dosis :3-6 kali sehari
      Sediaan beredar : Cendocarpine, Miokar, Epicarpine.

2)    Obat Tetes Telinga
Tetes telinga merupakan sediaan steril yang terdiri dari zat aktif dan beberapa zat tambahan yang dapat berupa larutan atau suspensi yang digunakan pada telinga.
Penyebab Gangguan pada Telinga
·         Infeksi telinga luar dapat disebabkan karena kelembaban yang cukup tinggi, adanya sel ephitelium dan kondisi pH yang alkali yang memungkinkan pertumbuhan mikroorganisme.
·         Infeksi telinga tengah terjadi akibat virus atau bakteri yang menyebabkan terjadinya penimbunan mukosa atau lendir dan mengganggu fungsi penyampaian suara ke telinga bagian dalam. Dapat juga disebabkan oleh saluran telinga (tube eusthacius) yang sempit, biasanya infeksi telinga tengah sering terjadi pada anak-anak.
·         Infeksi telinga dalam disebabkan oleh penyakit dari luar telinga dan telinga tengah sehingga telinga dalam tidak dapat berfungsi dengan baik atau mengalami gangguan.
Cara Penggunaan Obat Tetes Telinga
       Adapun cara peggunaan obat tetes telinga yaitu sebagai berikut :
·         Ujung alat penetes jangan menyentuh benda apapun termasuk telinga.
·         Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes telinga.
·         Bersihkan bagian luar telinga dengan cotton bud
·         Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu.
·         Penderita berbaring miring dengan telinga yang akan ditetesi obat menghadap ke atas.
·         Untuk membuat lubang telinga lurus sehingga mudah ditetesi maka bagi penderita dewasa telinga ditarik ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi anak-anak telinga ditarik ke bawah dan ke belakang.
·         Kemudian obat diteteskan dan biarkan selama 5 menit.
·         Bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih.

Pengobatan pada Gangguan Telinga
1.    Polimiksin Kombinasi
Zat aktif : Polimyxin B Sulfat dan Neomycin
Indikasi : untuk mengatasi radang pada telinga akibat bakteri
Efek samping : pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan pertumbuhan fungi.
Dosis : 2-4 x sehari 4-5 tetes
Sediaan beredar : Otopain
2.    Kloramfenikol kombinasi
Zat aktif : Polimyxin dan kloramfenikol
Indikasi : mengobati infeksi akibat bakteri di telinga bagian luar dan mengobati nyeri (benzokain dan lidokain sebagai antinyeri).
Efek samping : pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan pertumbuhan fungi.
Dosis : 3-4 x sehari 1-4 tetes
Sediaan beredar : Otolin, Colme
3.    Kloramfenikol
Zat aktif : Kloramfenikol
Indikasi : untuk obat telinga khusus untuk melawan pertumbuhan bakteri
Efek samping : iritasi lokal
Dosis : 2 tetes 1-3 x sehari
Sediaan beredar : Erlanmycetin, Reco, Ramicort.
4.    Natrium Dokusat
Indikasi : untuk melunakkan kotoran telinga
Efek samping : -
Dosis :teteskan 2 malam berturut-turut
Sediaan beredar :Forumen




TUKAK PEPTIK
Mukosa lambung, pylorus dan kardia, mengeluarkan mucus, sehingga mukosanya tahan terhadap asam lambung.Sel parietal di fundus dan korpus mengeluarkan HCl dan chief ceel mengeluarkan pepsinogen.Pepsinogen dikatalis oleh HCl menjadi pepsin, suatu enzim proteolitik.
        Bila produksi asam lambung dan pepsin yang bersifat korosif tidak berimbang dengan system pertahanan gastroduodenal maka akan terjadi tukak peptik di esophagus, lambung atau duodenum. Pada tukak lambung produksi asam lambung normal atau menurun, ini menimbulkan dugaan bahwa factor primer ialah menurunnya resistensi mukosa.
        Swamedikasi tukak peptik :
1.  Antasida
Antasida ialah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri tukak peptik.Antasida merupakan basah lemah.
Mekanisme Kerja            : Menetralkan asam lambung sehingga dapat mengurangi iritasi mukosa lambung akibat asam lambung yang berlebihan.
Contoh obat :
a.  Aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida
Indikasi         
Meringankan gejala akibat kelebihan asam lambung misalnya dyspepsia, tukak, GERD.

Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap aluminium dan magnesium.
Perhatian
gangguan ginjal.

Efek samping
Gangguan saluran cerna, gangguan absorbs fosfat, hipermagnesemia (bila dikonsumsi oleh pasien gagal ginjal).

Interaksi obat           
Menurunkan obsorbsi tetracycline, Fluoroquinolone, Ketokenazole, Itrakonozole, propranolol, isoniazid, indometasin, interaksi dihindari dengan pemberian obat berselang 3 jam/lebih.

Dosis
Antasida tersedia dalam bentuk tablet dan sirup.
Satu tablet atau satu sendok takar (5 ml) mengandung almunium hindroksida 200 mg dan magnesium hidroksida 200 mg.
Dosis : 1-2 tablet sebelum makan (kunyah dahulu) maks 4x/sehari.

2.  PPI (Pompa Proton Inhibitor)
        Mekanisme Kerja : PPI dapat menghambat asam lambung dengan menghambat kerja enzim (K+H+ ATPase), yang akan memecah K+H+ menghasilkan energy yang digunakan untuk mengeluarkan asam HCl dari kanalkuli sel parietal kedalam lumen lambung.
       Contoh obat :
a.  Omeprazole
Indikasi
Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis.
Kontraindikasi
Penderita hipersensitif terhadap omeprazole.
Perhatian
Pasien dengan penyakit hati, kehamilan, menyusui, singkirkan terlebih dahulu kemungkinan kangker lambung sebelum pemberian.
Efek samping
Urtikaria, mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu, nyeri otot, sendi, pandangan kabur, edema perifer, perubahan enzim hari, dan gangguan fungsi hati.
Interaksi obat
Menghambat absorbs ketokenazole dan itrakonazole, meningkatkan kadar warfarin, diazepam, cyclosporine dan phenytoin.
Dosis
Tukak lambung dan duodenum: dosis awal 1x20 mg/hari selama 4-8 minggu dapat ditingkatkan menjadi 40 mg/hari pada kasus berat atau kambuh. Dosis pemeliharaan 1x20 mg/hari.
b.  Lansoprazole
Indikasi
Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis
Kontraindikasi
Penderita hipersensitif terhadap lansoprazole.
Perhatian
Pasien dengan penyakit hati, kehamilan, menyusui, singkirkan terlebih dahulu kemungkinan kangker lambung sebelum pemberian
Efek samping
Urtikaria, mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu, nyeri otot, sendi, pandangan kabur, edema perifer, perubahan enzim hari, dan gangguan fungsi hati.
Interaksi obat
Menghambat absorbs ketokenazole dan itrakonazole, meningkatkan kadar warfarin, diazepam, cyclosporine dan phenytoin.
Dosis
Tukak lambung dan duodenum : 1x15-30 mg/hari selama 4-8 minggu. Dosis pemeliharan 1x15 mg/hari.
c.   Pantoprazole
Indikasi
Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis
Kontraindikasi
Penderita hipersensitif terhadap pantoprazole
Perhatian
Pasien dengan penyakit hati, kehamilan, menyusui, singkirkan terlebih dahulu kemungkinan kangker lambung sebelum pemberian
Efek samping
Urtikaria, mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu, nyeri otot, sendi, pandangan kabur, edema perifer, perubahan enzim hari, dan gangguan fungsi hati.
Interaksi obat
Menghambat absorbs ketokenazole dan itrakonazole, meningkatkan kadar warfarin, diazepam, cyclosporine dan phenytoin.
Dosis
Tablet 40 mg/hari selama 4-8 minggu .
IV injeksi 40 mg/hari.
3.  Antagonis H2 Histamin
Mekanisme kerja : bekerja dengan memblok reseptor histamine pada sel parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung.
a.  Cimetidine
Indikasi
Tukak lambung, tukak duodenum, refluks esophagitis, hipersekresi patologis.
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap cimetidine atau H2 reseptor antagonis lainnya.
Perhatian
Gangguan gunjal, kehamilan, menyusui.
Efek samping
Sakit kepala, pusing, samnle, ginekomastia, impotensi, diare, mual, muntah, arthralgia, myalgia, nefritis interstitial, pangkeratitis.
Interaksi obat
Meningkatkan kadar plasma analgetik opioid terutama pethidine, meningkatkan kadar plasma amiodarone.
Meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin.
Ripamficin mempercepat metabolisme cimetidine.
Menghambat metabolism metronidazole, amitriptyline, doxepine, impiramin, beta blocker.
Cimetidine menurunkan absorbs itracinazole dan ketoconazole.
Dosis
Ulkus duodenum dan ulkus peptic: 2x400 mg/hari (setelah makan pagi dan sebelum tidur malam) selama 4-6 minggu.
b.  Ranitidine
Indikasi
Tukak lambung, tukak duodenum, refluks esophagitis, hipersekresi patologis.
Kontraindikasi
Penderita yang hiperensitif terhadap ranitidine atau H2 reseptor antagonis.
Perhatian
Gangguan ginjal, gangguan hati, kehamilan, menyusui
Efek samping
Susunan saraf pusat, sakit kepala, malaise, pusing, insomnia,vertigo.
Konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut, jarang dilaporkan.
Leukopenia, granulositopenia, pansitopenia, reaksi hipersensivitas.
Interaksi obat
Penggunaan bersama dengan antasida dapat mengurangi bioavalaibilitas ranitidine sehingga berikan ranitidine berselang 2 jam setelah penggunaan antasida.
Pemberian bersama warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.
Dosis
150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah makan malam atau sebelum tidur, selama 4-8 minggu.
4.  Obat pelindung mukosa
Mekanisme kerja : membentuk lapisan pada dasar tukak sehingga melindungi tukak dari pengaruh asam lambung dan pepsin.
c.  Sukralfat
Indikasi
Tukak lambung, tukak duodenum.
Perhatian
Menurunkan absorbs ciprofloxacin, warfarin, tetracycline, phenytoin (berikan sukralfat 2 jam setelah pemberian obat tersebut)
Efek samping
Konstipasi, diare, mual, gangguan pencernaan, ganggual lambung, mulut kering, ruam, reaksi hipersensitif. Nyeri pungguan, pusing, sakit kepala, vertigo dan mengangtuk.
Interaksi obat
Menurunkan absorbs ciprofloxacin, warfarin, tetracycline, phenytoin (berikan sukralfat 2 jam setelah pemberian obat tersebut)
Dosis
Tab : 4x1 gr/hari (2 jam sebelum makan dan sebelum tidur malam) selama 4-6 minggu, maks 8 gr/hari. Larutan suspense 2 sdt 4x/hari.
Mekanisme kerja : Mengurangi sekresi asam lambung, menambah sekresi mukus, bikarbonat, dan meningkat aliran darah mukosa serta meningkatkan daya tahan dan perbaikan mukosa.
a.  Misoprostol
Indikasi
Tukak lambung dan tukak duodenum, tukak akibat penggunaan OAINS
Kontraindikasi
Hamil atau merencanakan kehamilan, riwayat hipersensitif terhadap prostaglandin.
Perhatian
Keadaan dimana hipotensi dapat mencetuskan komplikasi yang berat (misalnya penyakit serebrovaskuler, penyakit kardiovaskuler)
Efek samping
Gangguan saluran cerna (diare, nyeri abdomen), sakit kepala, ruam kulit, perdarahan abnormal pada vagina, peningkatan kontraksi uterus
Dosis
Tukak lambung dan duodenum : 4 x 200 mcg/hari
Profilaksis tukak lambung dan duodenum karena OAINS : 2-4 x 200 mcg/hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Batuk dan Asma

Batuk dan Asma C.    Pengertian Batuk Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga pernapasan dari benda atau ...