OBAT
TETES MATA, SALEP MATA DAN TETES TELINGA
1)
Obat
Tetes Mata Dan Salep Mata
Mata mempunyai
pertahanan terhadap infeksi karena sekret mata mengandung enzim Lisozim yang
dapat menyebabkan lisis pada bakteri dan danpat membantu mengeliminasi
organisme dari mata.
Tetes mata adalah
sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan cara
meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata.
Salep
mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep yang
cocok.
Penyebab
Gangguan pada Mata
·
Gangguan mata karena adanya infeksi oleh
mikroba diakibatkan karena masuknya benda asing ke dalam kornea mata sehingga
mata dapat luka/ulkus.
·
Gangguan mata disebabkan oleh infeksi
bakteri, jamur dan alergi sehingga menyebabkan peradangan pada mata. Gejala
yang timbul yaitu mata berair, gatal, tampak kemerahan, adanya kotoran mata dan
kelopak mata bengkak.
·
Gangguan mata karena katarak atau pupil mata
yang mengalami relaksasi.
·
Gangguan mata karena kerusakan pada optic
disc dan saraf mata serta terjadinya peningkatan intra okular (glaukoma).
Cara
Penggunaan Obat Tetes Mata dan Salep Mata
a. Obat
tetes mata
Adapun cara penggunaan obat tetes mata
yaitu sebagai berikut :
·
Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh
benda apapun (termasuk mata) dan selalu ditutup rapat setelah digunakan.
·
Cuci tangan hingga bersih sebelum menggunakan
obat tetes mata.
·
Kepala ditengadahkan, jari telunjuk kelopak
mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva.
·
Obat diteteskan pada kantung konjungtiva dan
mata ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip
·
Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2
menit.
·
Tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang
mungkin terpapar pada tangan.
·
Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk
penggunaan yang tertera pada kemasan harus diikuti dengan benar.
b. Obat
salep mata
Adapun cara penggunaan obat salep mata
yaitu sebagai berikut :
·
Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda
apapun (termasuk mata) dan selalu ditutup rapat setelah digunakan.
·
Cuci tangan hingga bersih sebelum menggunakan
obat salep mata.
·
Kepala ditengadahkan, jari telunjuk kelopak
mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva.
·
Tube salep mata ditekan hingga salep masuk ke
dalam kantung konjungtiva .
·
Mata ditutup selama 1-2 menit, mata
digerakkan kiri-kanan, atas-bawah
·
Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap
dengan tissue bersih (jangan dicuci dengan air hangat) dan wadah salep ditutup
rapat.
·
Tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang
mungkin terpapar pada tangan.
Pengobatan
pada Gangguan Mata
1. Golongan
Antiseptik dan Antiinfeksi
Obat tetes mata :
ü Gentamisin
Mekanisme
kerja : golongan aminoglikosida yang efektif untuk
menghambat bekteri penyebab infeksi pada
mata.
Indikasi
:
konjungtivitis, keratitis, keratokonjungtivitis, blefaritis dan sakit mata
lainnya.
Efek
samping: pandangan kabur, iritasi sementara, jarang terjadi mata
kering, nyeri okular.
Dosis
:
1 tetes 3 x sehari, berselang minimal 10 menit.
Sediaan
beredar : Danigen, Garexin, Genoint, Sagestam.
ü Ciprofloxacin
Mekanisme
kerja : bekerja dengan cara menghambat sub unit A pada DNA
gyrase yang merupakan bagian esensial dalam proses sintesa DNA bakteri.
Indikasi
:ulkus
kornea oleh bakteri/ virus, konjungtivitis (radang selaput ikat mata).
Efek
samping: rasa terbakar atau rasa tidak enak setempat,
gatal-gatal, edema kelopak mata, mata berair.
Dosis
:
ulkus kornea : 2 tetes tiap 6 jam pertama, lalu 2 tetes tiap 30 menit selama
sisa hari pertama. Hari kedua, 2 tetes tiap jam. Hari ketiga, 2 tetes tiap 4
jam. Konjungtivitis : 1-2 tetes tiap 2 jam selama 2 hari dan 1-2 tetes tiap 4
jam selama 5 hari berikutnya.
Sediaan
beredar :Isotic Renator, Baquinor, Ximex Cylowam.
ü Kloramfenikol
Mekanisme
kerja : memilik spektrum yang luas sebagai antibakteri sehingga
dapat mengatasi infeksi akibat mikroba/ bakteri patogen.
Indikasi
:
blefaritis, katarak, konjungtivitis, trauma keratitif, luka pada kornea.
Efek
samping: rasa pedas sementara, jarang mengenai anemia aplastik
Dosis
:
1 tetes 3 x sehari, berselang 10 menit.
Sediaan
beredar : Cendofenicol, Colme, Erlamycetin, Reco, Cloramidina.
ü Tobramisin
Mekanisme
kerja : golongan aminoglikosida yang aktif terhadao bakteri
patogen gram negatif dan gram positif pada mata.
Indikasi
:
infksi bagian luar mata
Efek
samping: hipersensitif, gatal dan bengkak pada kelopak mata,
eritema konjungtiva, toksisitas ocular topical.
Dosis
:sedang
: 1-2 tetes setiap 4 jam. Berat : 2 tetes/ 2 jam sampai sembuh.
Sediaan
beredar :Tobrex, Istic Tobryne, Tobradex.
ü Dibekasin
Sulfat
Mekanisme
kerja : antimikroba-antibakteri.
Indikasi
:
ulkus kornea, konjungtivitis, keratitis
Efek
samping: iritasi/ sensitisasi
Dosis
:
sehari 4x2 tetes
Sediaan
beredar : Dibekacin Meiji
Obat salep mata :
ü Oksitetrasiklin
HCl
Mekanisme kerja :bersifat
bakteriostatik dengan cara menghambat sintesis protein bakteri.
Indikasi :ulkus
kornea, infeksi konjungtiva dan kornea.
Efek samping:reaksi
alergi.
Dosis :oleskan
dalam sehari 4-6 x ke kantung konjungtiva.
Sediaan beredar :Terramycin,
Terracortril.
ü Tetrasiklin
HCl
Mekanisme kerja :menghambat
sintesis protein bakteri dan bersifat bakteriostatik untuk bakteri gram positif
maupun gram negative.
Indikasi :infeksi
oleh bakteri gram positif dan gram negatif, protozoa dan virus.
Efek samping:reaksi
alergi.
Dosis :sehari
3-4 x kali
Sediaan beredar :
Enkcyclin, Erlacyclin.
ü Asiklovir
Mekanisme kerja :menghambat
virus herpes simplex DNA polymerase dan replikasi DNA virus sehingga mencegah
sintesis DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel yang normal.
Indikasi :Keratitis
herpes simplex
Efek samping:rasa
pedih ringan sementara, blefaritis, konjungtivitis.
Dosis :oles
5x1 interval 4 jam, dilanjutkan 3 hari setelah sembuh. Sediaan beredar :Termiral.
2. Golongan
Kortikosteroid
Obat tetes mata :
ü Betametason
Mekanisme kerja :memiliki
efek antiinflamasi, menghambat akumulasi makrofag pada daerah radang.
Indikasi :alergi
kronik dan akut berat, inflamasi pada mata dan alergi.
Efek samping:reaksi
hipersensitif, tekanan intra okular meningkat, penglihatan kabur, katarak.
Dosis : 1-2
tetes setiap jam pada siang hari dan setiap 2 jam pada malam hari.
Sediaan beredar :Betam-Ophtal,
Garasone.
ü Deksametason
Mekanisme kerja :menghambat
kerja zat-zat seperti prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi.
Indikasi :radang
mata disertai infeksi bakteri, luka pada kornea.
Efek samping:hipersensitif,
peningkatan tekanan intra okular.
Dosis : 1-2
tetes 6 x sehari..
Sediaan
beredar :Alletrol, Cendometason, Danigen Plus, Isopto-Dex.
Obat
salep mata :
ü Hidrokortison
Asetat
Mekanisme kerja :
memiliki khasiat anti radang yang dapat mencegah inflamasi..
Indikasi :Blefaritis,
konjungtivitis akut dan menahun, keratitis.
Efek samping:tukak
kornea, peningkatan tekanan intra okular, gangguan daya penglihatan.
Dosis :oles
2-4 x sehari.
Sediaan beredar :Cendomycos,
Kemicort, Enpicortyn.
3. Golongan
obat tetes mata midriatik
ü Atr opine
Sulfat
Mekanisme kerja :menghambat
contrictor pupilae dan lensa mata sehingga menyebabkan midriasis dan
siklopegia.
Indikasi :.sebagai
midriatikum, midriatik pra dan pasca operasi.
Efek samping:iritasi
lokal, sensitivitas terhadap cahaya, penglihatan kabur
Dosis :pra
operasi : 1 tetes + 1 tetes larutan fenilefrin 2,5 % atau 10 %. Pasca operasi :
1-3 sehari 1 tetes
Sediaan beredar :
Cendotropin, Isotic Cycloma.
ü Tropikamida
Mekanisme kerja :menghambat
respon otot sfinger iris dan otot akomodasi badan ciliar terhadap perangsangan
kolinergik, menghasilkan dilatasi pupil (midriasis).
Indikasi :.midriatikum
diagnostik pada semua umur, operasi katarak. Efek samping:peningkatan tekanan intra okular, rekasi psikotik,
pedih sementara, sakit kepala atau reaksi alergi.
Dosis :dewasa
: 2 tetes interval 5 menit jika perlu berikan 1-2 tetes setelah 30 menit.
Sediaan beredar :
Cendomydriatil, midric.
4. Golongan
obat tetes mata miotik dan anti glaukoma
ü Timolol
Maleat
Mekanisme kerja :penghambat
non selektif pada beta 1 dan beta 2 adrenergik.
Indikasi :.pengobatan
tekanan intra okular, glaukoma sudut lebar.
Efek samping:iritasi
ringan, sensasi asing pada tubuh, rasa menyengat, dan panas setelah pemberian,
pandangan kabur, mual pusing.
Dosis :1x1
interval 5 menit
Sediaan beredar :
Timolol Maleat, Nyolol, Isotic Adretor, Blotim
ü Betaksolol
Mekanisme kerja :menghambat
contrictor pupilae dan lensa mata sehingga menyebabkan midriasis dan
siklopegia.
Indikasi :.menurunkan
tekanan intraocular pada glaukoma sudut lebar, dan hipertensi okular..
Efek samping:mata
kering sementara, konjungtivitis alergi.
Dosis :2x
sehari
Sediaan
beredar : Betoptima, Optibet
ü Latanopros
Mekanisme kerja :menghambat
contrictor pupilae dan lensa mata sehingga menyebabkan midriasis dan
siklopegia.
Indikasi :
peningkatan intra okular pada glaukoma sudut lebar.
Efek samping:mengganggu
metabolisme matriks ekstra seluler otot siliaris.
Dosis :1
tetes siang hari dan pada malam hari
Sediaan beredar :
Xalacom, Xalatan.
ü Pilokarpin
Mekanisme kerja :menghambat
contrictor pupilae dan lensa mata sehingga menyebabkan midriasis dan
siklopegia.
Indikasi :.untuk
menciutkan pupil, mengendalikan intra okular, glaukoma terbuka.
Efek samping:rasa
terbakar, gatal, sakit, penglihatan kabur, miopi, kerusakan retina dan sakit
kepala.
Dosis :3-6
kali sehari
Sediaan beredar :
Cendocarpine, Miokar, Epicarpine.
2)
Obat
Tetes Telinga
Tetes telinga merupakan
sediaan steril yang terdiri dari zat aktif dan beberapa zat tambahan yang dapat
berupa larutan atau suspensi yang digunakan pada telinga.
Penyebab
Gangguan pada Telinga
·
Infeksi telinga luar dapat disebabkan karena kelembaban
yang cukup tinggi, adanya sel ephitelium dan kondisi pH yang alkali yang
memungkinkan pertumbuhan mikroorganisme.
·
Infeksi telinga tengah terjadi akibat virus
atau bakteri yang menyebabkan terjadinya penimbunan mukosa atau lendir dan
mengganggu fungsi penyampaian suara ke telinga bagian dalam. Dapat juga
disebabkan oleh saluran telinga (tube eusthacius) yang sempit, biasanya infeksi
telinga tengah sering terjadi pada anak-anak.
·
Infeksi telinga dalam disebabkan oleh
penyakit dari luar telinga dan telinga tengah sehingga telinga dalam tidak
dapat berfungsi dengan baik atau mengalami gangguan.
Cara
Penggunaan Obat Tetes Telinga
Adapun cara peggunaan obat tetes telinga
yaitu sebagai berikut :
·
Ujung alat penetes jangan menyentuh benda
apapun termasuk telinga.
·
Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes
telinga.
·
Bersihkan bagian luar telinga dengan cotton
bud
·
Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus
dikocok terlebih dahulu.
·
Penderita berbaring miring dengan telinga
yang akan ditetesi obat menghadap ke atas.
·
Untuk membuat lubang telinga lurus sehingga
mudah ditetesi maka bagi penderita dewasa telinga ditarik ke atas dan ke
belakang, sedangkan bagi anak-anak telinga ditarik ke bawah dan ke belakang.
·
Kemudian obat diteteskan dan biarkan selama 5
menit.
·
Bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih.
Pengobatan
pada Gangguan Telinga
1. Polimiksin
Kombinasi
Zat aktif :
Polimyxin B Sulfat dan Neomycin
Indikasi :
untuk mengatasi radang pada telinga akibat bakteri
Efek
samping : pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan pertumbuhan
fungi.
Dosis
:
2-4 x sehari 4-5 tetes
Sediaan
beredar : Otopain
2. Kloramfenikol
kombinasi
Zat aktif :
Polimyxin dan kloramfenikol
Indikasi
:
mengobati infeksi akibat bakteri di telinga bagian luar dan mengobati nyeri
(benzokain dan lidokain sebagai antinyeri).
Efek
samping : pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan pertumbuhan
fungi.
Dosis
:
3-4 x sehari 1-4 tetes
Sediaan
beredar : Otolin, Colme
3. Kloramfenikol
Zat aktif :
Kloramfenikol
Indikasi
:
untuk obat telinga khusus untuk melawan pertumbuhan bakteri
Efek
samping : iritasi lokal
Dosis
:
2 tetes 1-3 x sehari
Sediaan
beredar : Erlanmycetin, Reco, Ramicort.
4. Natrium
Dokusat
Indikasi :
untuk melunakkan kotoran telinga
Efek
samping : -
Dosis
:teteskan
2 malam berturut-turut
Sediaan
beredar :Forumen
TUKAK PEPTIK
Mukosa lambung, pylorus dan
kardia, mengeluarkan mucus, sehingga mukosanya tahan terhadap asam lambung.Sel
parietal di fundus dan korpus mengeluarkan HCl dan chief ceel mengeluarkan
pepsinogen.Pepsinogen dikatalis oleh HCl menjadi pepsin, suatu enzim
proteolitik.
Bila produksi asam lambung dan pepsin
yang bersifat korosif tidak berimbang dengan system pertahanan gastroduodenal
maka akan terjadi tukak peptik di esophagus, lambung atau duodenum. Pada tukak
lambung produksi asam lambung normal atau menurun, ini menimbulkan dugaan bahwa
factor primer ialah menurunnya resistensi mukosa.
Swamedikasi tukak peptik :
1. Antasida
Antasida ialah obat yang
menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri tukak
peptik.Antasida merupakan basah lemah.
Mekanisme Kerja : Menetralkan asam lambung sehingga
dapat mengurangi iritasi mukosa lambung akibat asam lambung yang berlebihan.
Contoh obat :
a. Aluminium hidroksida dan magnesium
hidroksida
Indikasi
|
Meringankan gejala akibat
kelebihan asam lambung misalnya dyspepsia, tukak, GERD.
|
Kontra
indikasi
|
Penderita
yang hipersensitif terhadap aluminium dan magnesium.
|
Perhatian
|
gangguan ginjal.
|
Efek
samping
|
Gangguan saluran cerna, gangguan
absorbs fosfat, hipermagnesemia (bila dikonsumsi oleh pasien gagal ginjal).
|
Interaksi
obat
|
Menurunkan obsorbsi
tetracycline, Fluoroquinolone, Ketokenazole, Itrakonozole, propranolol,
isoniazid, indometasin, interaksi dihindari dengan pemberian obat berselang 3
jam/lebih.
|
Dosis
|
Antasida
tersedia dalam bentuk tablet dan sirup.
Satu
tablet atau satu sendok takar (5 ml) mengandung almunium hindroksida 200 mg
dan magnesium hidroksida 200 mg.
Dosis
: 1-2 tablet sebelum makan (kunyah dahulu) maks 4x/sehari.
|
2. PPI (Pompa Proton Inhibitor)
Mekanisme Kerja : PPI dapat menghambat
asam lambung dengan menghambat kerja enzim (K+H+ ATPase),
yang akan memecah K+H+ menghasilkan energy yang digunakan
untuk mengeluarkan asam HCl dari kanalkuli sel parietal kedalam lumen lambung.
Contoh obat :
a. Omeprazole
Indikasi
|
Tukak
lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis.
|
Kontraindikasi
|
Penderita
hipersensitif terhadap omeprazole.
|
Perhatian
|
Pasien
dengan penyakit hati, kehamilan, menyusui, singkirkan terlebih dahulu
kemungkinan kangker lambung sebelum pemberian.
|
Efek
samping
|
Urtikaria,
mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu, nyeri otot, sendi,
pandangan kabur, edema perifer, perubahan enzim hari, dan gangguan fungsi
hati.
|
Interaksi
obat
|
Menghambat
absorbs ketokenazole dan itrakonazole, meningkatkan kadar warfarin, diazepam,
cyclosporine dan phenytoin.
|
Dosis
|
Tukak
lambung dan duodenum: dosis awal 1x20 mg/hari selama 4-8 minggu dapat
ditingkatkan menjadi 40 mg/hari pada kasus berat atau kambuh. Dosis
pemeliharaan 1x20 mg/hari.
|
b. Lansoprazole
Indikasi
|
Tukak
lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis
|
Kontraindikasi
|
Penderita
hipersensitif terhadap lansoprazole.
|
Perhatian
|
Pasien
dengan penyakit hati, kehamilan, menyusui, singkirkan terlebih dahulu
kemungkinan kangker lambung sebelum pemberian
|
Efek
samping
|
Urtikaria,
mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu, nyeri otot, sendi,
pandangan kabur, edema perifer, perubahan enzim hari, dan gangguan fungsi
hati.
|
Interaksi
obat
|
Menghambat
absorbs ketokenazole dan itrakonazole, meningkatkan kadar warfarin, diazepam,
cyclosporine dan phenytoin.
|
Dosis
|
Tukak
lambung dan duodenum : 1x15-30 mg/hari selama 4-8 minggu. Dosis pemeliharan
1x15 mg/hari.
|
c. Pantoprazole
Indikasi
|
Tukak
lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis
|
Kontraindikasi
|
Penderita
hipersensitif terhadap pantoprazole
|
Perhatian
|
Pasien
dengan penyakit hati, kehamilan, menyusui, singkirkan terlebih dahulu
kemungkinan kangker lambung sebelum pemberian
|
Efek
samping
|
Urtikaria,
mual dan muntah, konstipasi, kembung, nyeri abdomen, lesu, nyeri otot, sendi,
pandangan kabur, edema perifer, perubahan enzim hari, dan gangguan fungsi
hati.
|
Interaksi
obat
|
Menghambat
absorbs ketokenazole dan itrakonazole, meningkatkan kadar warfarin, diazepam,
cyclosporine dan phenytoin.
|
Dosis
|
Tablet
40 mg/hari selama 4-8 minggu .
IV
injeksi 40 mg/hari.
|
3. Antagonis H2 Histamin
Mekanisme kerja : bekerja
dengan memblok reseptor histamine pada sel parietal sehingga sel parietal tidak
dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung.
a. Cimetidine
Indikasi
|
Tukak
lambung, tukak duodenum, refluks esophagitis, hipersekresi patologis.
|
Kontraindikasi
|
Penderita
yang hipersensitif terhadap cimetidine atau H2 reseptor antagonis lainnya.
|
Perhatian
|
Gangguan
gunjal, kehamilan, menyusui.
|
Efek
samping
|
Sakit
kepala, pusing, samnle, ginekomastia, impotensi, diare, mual, muntah, arthralgia,
myalgia, nefritis interstitial, pangkeratitis.
|
Interaksi
obat
|
Meningkatkan
kadar plasma analgetik opioid terutama pethidine, meningkatkan kadar plasma
amiodarone.
Meningkatkan
efek antikoagulan dari warfarin.
Ripamficin
mempercepat metabolisme cimetidine.
Menghambat
metabolism metronidazole, amitriptyline, doxepine, impiramin, beta blocker.
Cimetidine
menurunkan absorbs itracinazole dan ketoconazole.
|
Dosis
|
Ulkus
duodenum dan ulkus peptic: 2x400 mg/hari (setelah makan pagi dan sebelum
tidur malam) selama 4-6 minggu.
|
b. Ranitidine
Indikasi
|
Tukak
lambung, tukak duodenum, refluks esophagitis, hipersekresi patologis.
|
Kontraindikasi
|
Penderita
yang hiperensitif terhadap ranitidine atau H2 reseptor antagonis.
|
Perhatian
|
Gangguan
ginjal, gangguan hati, kehamilan, menyusui
|
Efek
samping
|
Susunan
saraf pusat, sakit kepala, malaise, pusing, insomnia,vertigo.
Konstipasi,
diare, mual, muntah, nyeri perut, jarang dilaporkan.
Leukopenia,
granulositopenia, pansitopenia, reaksi hipersensivitas.
|
Interaksi
obat
|
Penggunaan
bersama dengan antasida dapat mengurangi bioavalaibilitas ranitidine sehingga
berikan ranitidine berselang 2 jam setelah penggunaan antasida.
Pemberian
bersama warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.
|
Dosis
|
150
mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah makan
malam atau sebelum tidur, selama 4-8 minggu.
|
4. Obat pelindung mukosa
Mekanisme kerja : membentuk
lapisan pada dasar tukak sehingga melindungi tukak dari pengaruh asam lambung
dan pepsin.
c. Sukralfat
Indikasi
|
Tukak
lambung, tukak duodenum.
|
Perhatian
|
Menurunkan
absorbs ciprofloxacin, warfarin, tetracycline, phenytoin (berikan sukralfat 2
jam setelah pemberian obat tersebut)
|
Efek
samping
|
Konstipasi,
diare, mual, gangguan pencernaan, ganggual lambung, mulut kering, ruam,
reaksi hipersensitif. Nyeri pungguan, pusing, sakit kepala, vertigo dan
mengangtuk.
|
Interaksi
obat
|
Menurunkan
absorbs ciprofloxacin, warfarin, tetracycline, phenytoin (berikan sukralfat 2
jam setelah pemberian obat tersebut)
|
Dosis
|
Tab
: 4x1 gr/hari (2 jam sebelum makan dan sebelum tidur malam) selama 4-6
minggu, maks 8 gr/hari. Larutan suspense 2 sdt 4x/hari.
|
Mekanisme kerja : Mengurangi
sekresi asam lambung, menambah sekresi mukus, bikarbonat, dan meningkat aliran
darah mukosa serta meningkatkan daya tahan dan perbaikan mukosa.
a. Misoprostol
Indikasi
|
Tukak
lambung dan tukak duodenum, tukak akibat penggunaan OAINS
|
Kontraindikasi
|
Hamil
atau merencanakan kehamilan, riwayat hipersensitif terhadap prostaglandin.
|
Perhatian
|
Keadaan
dimana hipotensi dapat mencetuskan komplikasi yang berat (misalnya penyakit
serebrovaskuler, penyakit kardiovaskuler)
|
Efek
samping
|
Gangguan
saluran cerna (diare, nyeri abdomen), sakit kepala, ruam kulit, perdarahan
abnormal pada vagina, peningkatan kontraksi uterus
|
Dosis
|
Tukak
lambung dan duodenum : 4 x 200 mcg/hari
Profilaksis
tukak lambung dan duodenum karena OAINS : 2-4 x 200 mcg/hari
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar